Sabtu 10 Aug 2013 08:17 WIB

Iran Kecam Pengeboman di Pakistan

Serangan bom masih terus melanda Pakistan.
Foto: AP/Fareed Khan
Serangan bom masih terus melanda Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Menlu) Iran, Abbas Araqchi, mengutuk serangan bom baru-baru ini di Pakistan, sehingga menewaskan puluhan orang, kata Press TV pada Jumat (9/8).

Araqchi mencela serangan mematikan yang mengguncang Kota Quetta di Pakistan Barat-daya pada Kamis dan Kota pelabuhan Karachi di Pakistan Selatan pada Rabu (7/8). Setiap tindakan teror terhadap rakyat tak berdosa di Pakistan dan pelaksana hukum dikutuk, kata Araqchi seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu (10/8). Ia menyampaikan belasungkawa kepada rakyat, Pemerintah Pakistan, dan keluarga korban ledakan itu.

Sedikitnya 40 orang tewas dan lebih dari 50 orang lagi cedera pada Kamis, ketika ledakan kuat mengguncang quetta, Ibu Kota Provinsi Balochistan di Pakistan Barat-daya. Pada Jumat, sembilan orang tewas akibat penembakan di dekat satu masjid di Quetta, kata pejabat dan media resmi.

Dengan mengutip beberapa sumber rumah sakit, media setempat menyatakan jumlah korban jiwa naik jadi sembilan setelah lima orang yang cedera meninggal selama pengobatan. Ditambahkannya, sedikitnya 22 cedera masih dirawat di sumah sakit.

Inspektur Polisi Saryaab Bashir mengatakan peristiwa penembakan itu terjadi sekitar pukul 07.20 waktu setempat pada Jumat, ketika beberapa pria tak dikenal yang bersenjata menembakkan senjata mereka ke orang yang baru saja keluar masjid, setelah mereka menunaikan Shalat Idul Fitri di Kota Satelit Quetta.

Dalam satu peristiwa lain, dua orang tewas dan dua orang lagi cedera ketika beberapa penyerang melepaskan tembakan ke arah banyak orang ketika mereka sibuk menunaikan Shalat Idul Fitri di Kabupaten Hangu di Pakistan Barat-laut. Pada Rabu, satu ledakan bom yang ditujukan pada pertandingan sepak bola di Daerah Lyari, Karachi, menewaskan 11 orang dan melukai 24 orang lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement