CANBERRA -- Homelessness Australia, organisasi yang membawahi LSM peduli tunawisma, mengatakan setiap malam sekitar 105 ribu orang di Australia mengalami kondisi homeless dan menjadi gelandangan yang terpaksa tidur di sembarang tempat.
Organisasi ini menyatakan perlunya dukungan lebih bagi mereka yang tinggal di wilayah terpencil.
Seorang pengurus organisasi ini, Jennifer Clarke, mengatakan mayoritas perhatian terhadap gelandangan di Australia ditujukan bagi wilayah perkotaan, padahal terdapat kondisi yang lebih memprihatikan di daerah terpencil. "Ini masalah besar di daerah terpencil karena warga aborijin biasanya tinggal di rumah yang dihuni banyak orang," kata Clarke yang juga seorang polisi.
Menurut dia, definisi gelandangan sebenarnya lebih luas dari sekadar mereka yang tidur di pinggiran jalan. Kelompok gelandangan seperti ini hanya kecil jumlahnya di Australia.
"Yang masuk kategori gelandangan dengan jumlah besar adalah mereka yang tinggal di rumah-rumah penampungan sementara," jelasnya.
Ia menjelaskan, saat ini banyak sekali orang yang tidur di gereja, atau menumpang sementara di rumah orang. "Kami menghitung mereka sebagai gelandangan," kata Clarke.
Menurutnya,warga pendalaman banyak yang menjadi gelandangan, termasuk perempuan dan anak-anak yang meninggalkan rumah karena KDRT, kalangan remaja dan mereka yang mengidap kelainan mental.
Kelas masyarakat miskin, kata Clarke, sangat berisiko menjadi gelandangan.