Senin 12 Aug 2013 14:30 WIB

Palestina Ancam Batalkan Perundingan Damai dengan Israel

Rep: Hannan Putra/ Red: Fernan Rahadi
Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai
Foto: AP PHOTO
Menlu AS, John Kerry, (kiri) menjadi tuan rumah jamuan buka puasa dengan delegasi Palestina dan Israel di Kantor Departemen Luar Negeri AS sebelum mengawali perundingan damai

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Upaya perundingan damai yang diprakarsai oleh Menteri Luar Negri AS, John Kerry terancam batal. Pasalnya, perundingan damai yang tinggal tiga hari lagi akan digelar itu telah dinodai oleh aksi Israel.

Secara sepihak, Israel telah menyetujui pembangunan 1.200 pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Hal ini tentu menyakiti pihak Palestina yang sedianya sudah berlapang hati untuk mau berunding. Akibat perangai Israel tersebut, pihak Palestina menyatakan akan membatalkan perundingan damai tersebut.

"Kemungkinan besar, kami akan membatalkan untuk menghadiri acara (perundingan damai) tersebut," ujar seorang pejabat kementrian luar negeri Palestina, seperti dilansir dari CSMonitor, Senin (12/8).

Pejabat itu menyebutkan, jika Israel terus membangun pemukiman Yahudi di Tepi Barat, tidak ada gunanya perundingan damai itu digelar. pihaknya menganggap niat Israel untuk berunding hanyalah main-main saja. “Pengumuman pembangunan pemukiman Yahudi tiga hari sebelum perundingan dimulai adalah perbuatan gila,” ujarnya.

Upaya damai Israel-Palestina telah terhenti semenjak 2010 silam. Penyebabnya, karena Israel tetap bersikukuh untuk membangun pemukiman Yahudi di wilayah Palestina.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyayangkan sikap Israel. Perundingan damai yang dimediatorinya tiga hari lagi merupakan hasil jerih payahnya dalam beberapa bulan ini. Kerry menghabiskan dana tak sedikit dengan mengunjungi beberapa pemimpin Timur Tengah dan kedua negara hingga berhasil membawa Israel dan Palestina ke meja perundingan. Kini, upayanya terancam sia-sia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement