Senin 12 Aug 2013 15:02 WIB

Keluarga Edward Snowden Tak Percaya AS

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Lon Snowden (file photo)
Foto: AP/Rosiyya 24 via APTN
Lon Snowden (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, PENNSYLVANIA -- Keluarga buronan intelijen Amerika Serikat (AS) Edward Snowden tidak percaya dengan janji Presiden Barack Obama. Ayah Snowden, Lon Snowden skeptis dengan tawaran peradilan yang adil untuk putranya tersebut.

Lon mengatakan meskipun menghendaki agar Snowden pulang kampung, namun perlawan terhadap pemerintah tetap akan dilakukan. Lon menyiapkan diri untuk terbang ke Rusia merembuk kepulangan laki-laki pembocor rahasia negara itu.

''Kami bermaksud untuk bertemu dengan putranya (Snowden),'' kata Pengacara Keluarga Snowden Bruce Fein kepada ABC News dan dilansir Al Jazeera, Senin (12/8). 

Fein tidak menjelaskan kapan Lon akan berangkat ke Moskow. Tapi dikatakan, pertemuan tersebut segera terlaksana.Fein meyakinkan Pemerintahan di Moskow agar mengeluarkan visa keberangkatan Lon. 

Beruang Merah juga sudah memberi sinyal hijau permintaan lintas negara itu. Fein mengungkapkan, pertemuan tersebut adalah untuk membicarakan semua kemungkinan hukum kepulangan Snowden.Snowden mendadak jadi buronan intelijen AS beberapa bulan terakhir. 

Laki-laki 30 tahun ini adalah bekas pakar analisa teknologi informasi di Badan Keamanan Nasional Paman Sam (NSA). Snowden nekat mempublikasikan keculasan NSA dalam mengelola informasi global.

Lewat wawancara dengan Washington Post dan the Guardian, Snowden membocorkan program penyadapan semua lini komunikasi global di NSA. Program tersebut dikatakan dia sebagai kebijakan kontra terorisme AS. 

Menurut dia, penyadapan tersebut adalah ilegal.Kenekatan itu membuat Snowden kabur. Snowden pun sempat singgah di Hongkong, Cina untuk melarikan diri. 

Lantaran keamanan Snowden sempat dua pekan berdiam di zona internasional Bandara Moskow. Pendiri WikiLeaks Julian Assange membantunya untuk meminta suaka ke Ekuador. 

Snowden melayangkan surat meminta suaka ke 120 negara, termasuk Uni Eropa, sebelum akhirnya perlindungan itu dikabulkan Rusia. Keputusan Kremlin menambah keretakan hubungan diplomatik antara Moskow dan Washington.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement