Senin 12 Aug 2013 18:26 WIB

Pemilu di Mali Tunggu Hasil Penghitungan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Tentara Mali
Foto: Harouna Traore/AP
Tentara Mali

REPUBLIKA.CO.ID, BAMOKO -- Pemilihan umum di Mali menyisakan harapan tinggi untuk perdamaian di negara tersebut. Saat Ahad (11/8) masyarakat menentukan pilihannya terhadap dua kandidat presiden negara di Afrika Barat itu.

Aljazeera mengatakan, mantan Perdana Menteri, Ibrahim Boubacar Keita, dielu-elukan meraih kemenangan. Namun hingga Senin (12/8) panitia pemilihan nasional setempat belum menentukan hasil penghitungan. Mantan Menteri Keuangan Soumaila Cisse menampik harapan pendukung Keita.

Cisse sama yakinnya dengan pesaingnya itu. Dua kandidat ini saling serang tentang perlunya kebijakan rekonsiliasi dan perekonomian. Namun jawaban untuk pemenang harus menunggu. Pengawas pemilihan dari Uni Eropa mendesak agar KPU di Ibu Kota Bamoko merampungkan hasil pemilihan pekan ini. Penghitungan harus terbuka untuk umum.

Pemilihan kali ini adalah gelombang kedua. Pemilihan sebelumnya sudah terlaksana penghujung Juli lalu. Tapi hasil penghitungan tidak menemukan suara mutlak. Putaran awal pemilihan menghadirkan 27 kandidat presiden. Hasil akhir putaran awal menyisakan nama Keita dan Cisse. Keita dipaksa puas dengan perolehan 39,8 persen dari tujuh juta pemilih. Sedangkan Cisse jadi pemenang kedua dengan 19,7 persen. Partisipasi pemilih kali ini pun meningkat. 

Dikatakan dari tujuh juta pemegang hak suara, 50 persen menggunakan hak pilihnya. Persentase tersebut memberi harapan perkembangan politik di Mali. Selama ini jumlah pemilih tidak pernah menyentuh separoh dari pemilik hak suara. ''Apapun hasilnya kelak, pemenangnya adalah kita semua. Untuk Mali,'' ucap Keita, seperti dilansir BBC News Senin (12/8).

Keita berjanji akan mentaati keputusan panita pemilihan. ''Saya menundukkan diri saya untuk putusan yang keluar dari kotak suara,'' ujar dia. Keita sebenarnya bukan tokoh asing. PM era 1990-an ini dikenal dengan jiwa patriotiknya. Keita juga mendapat dukungan dari kelompok muslim. Di Mali lebih dari 90 persen adalah pemeluk Islam. Laki-laki 68 tahun ini menyatakan berseberangan dengan Presiden Mali saat ini Amadou Toumani Toure.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement