CANBERRA -- Video yang menjadi saksi mata kerusuhan di pusat detensi pencari suaka di Nauru telah muncul dan menunjukkan penduduk setempat membantu polisi selama kerusuhan.
Dalam rekaman tampak api berkobar di dalam pusat detensi, sementara penduduk setempat berkumpul di luar meminta untuk diizinkan masuk ke kamp.
Mereka merespon pesan teks yang menyerukan warga untuk melaporkan membantu penugasan ke kantor polisi. Warga Nauru, Ovini Uera mengungkapkan situasinya “di luar kendali.” “Polisi tidak bisa menangani, itulah kenapa mereka meminta bantuan kepada penduduk lokal,” katanya.
Penduduk setempat bercerita para perusuh menyemprotkan alat pemadam kebakaran kepada polisi dan penjaga keamanan serta menggunakan benda-benda lain, seperti logam parut sebagai senjata. "Orang-orang di sana benar-benar marah dan hanya ingin masuk dan membereskan semuanya, menghajar mereka," kata uera.
"Anda bisa saja mengatakan dari mereka tertembak, beberapa penduduk setempat masuk, menghajar dengan beberapa pukulan- sebegitu marahnya mereka,” lanjutnya.
Anggota parlemen oposisi Kieran Keke mencoba menenangkan kerumunan. Dia mengatakan dia yakin polisi bisa mengkontrol kerusuhan tetapi penduduk setempat yang panik oleh api.
Dia menyalahkan kesalahan informasi. "Itu pada titik di mana hampir meletus menjadi bentrokan antara kerumunan ini penduduk Nauru yang datang untuk membantu dan polisi yang tidak memahami mengapa orang-orang berada di sana," katanya.
Dia menyerukan agar masyarakat mengizinkan polisi menangkap para tahanan ke mobil polisi.
Polisi akhirnya memenjarakan 152 pencari suaka.
Kekhwatiran rusuh rencana pencari suaka
Insiden itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan lokal terkait keberadaan pencari suaka untuk berbaur dalam masyarakat, baik di bawah kesepakatan antara Nauru dan Australia atau rencana Koalisi untuk lokasi pemrosesan lepas pantai. "Kami tidak tahu seperti apa mereka- dari insiden itu kita hanya bisa mengatakan bahwa mereka berbahaya," kata warga Nauru, Uera.
Warga setempat lainnya, Eimynora Ageg juga memiliki kekhawatiran yang sama tentang pencari suaka yang datang ke Nauru.
“Orang orang ketakutan karena belum terbiasa dengan prilaku semacam itu atau hal yang seperti itu terjadi di negara kami,” ujarnya.
Pemerintah Nauru menyatakan akan melanjutkan menemui komunitas di sana untuk menekan kekhawatiran.
Pekan lalu pemerintah Nauru mengatakan warganya bahwa hanya kelompok keluarga dan anak anak yang akan ditempatkan di pulau itu, dan ABC mengetahui banyak penduduk setempat yang mendukung membantu anak-anak.