BANGKOK -- Tank lapis baja dan tentara tetap bersiaga di jalan-jalan ibukota Kamboja untuk mengantisipasi protes yang menimbulkan kekerasan menyusul sengketa pemilu Presiden bulan lalu.
Mereka dikerahkan sejak akhir pekan lalu di Phnom Penh setelah oposisi mengancam protes lebih lanjut dan diperkirakan terjadi sampai pemerintahan baru terbentuk.
Sementara itu, upaya kelompok bipartisan memecah kebuntuan melalui pembentukan komite penyelidikan khusus juga gagal dengan perselisihan atas pembentukan badan itu. Juru bicara oposisi, Yim Sovann kepada program Asia Paisific Radio Australia mengatakan komisi pemilu setempat tidak bisa dipercaya untuk bertindak independen. “NEC (KPU setempat) adalah bagian dari masalah, KPU tidak menanggapi banyak keluhan yang diajukan oleh partai oposisi,” ungkap Yim.
“Sekarang CNRP ingin membentuk komisi khusus, yang tidak melibatkan NEC karena kami tidak percaya NEC lagi,” lanjutnya.
Pimpinan opoisisi Son Chhay menyampaikan tak puas dengan proses penyelidikan. “Jika NEC dan CPP tidak menyembunyikan sesuati, mereka harus mengizinkan proses penyelidikan transparan,” kata Chhay.
NEC mengundurkan pengumuman hasil kahir penyelidikan sebagai usaha untuk mengatasi penyimpangan pemilu.