REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Kantor bantuan PBB pada Senin (12/8) menyatakan lebih dari 3.000 keluarga telah terusir dari tempat tinggal mereka di sekitar Latakia, kota pantai di Suriah.
"Kantor Urusan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA) telah menerima laporan selama dua hari belakangan yang menunjukkan lebih dari 3.000 keluarga telah terusir dari sebanyak 30 desa di sekitar Kota Latakia di Suriah," kata Wakil Juru Bicara PBB Eduardo del Buey kepada wartawan dalam satu taklimat di Markas PBB, New York.
Pemerintah Suriah telah membuka tiga tempat penampungan, tapi beberapa laporan menunjukkan 80 persen orang yang kehilangan tempat tinggal menetap bersama kerabat dan masyarakat penampung di dalam Kota Latakia, kata del Buey.
"Badan PBB dan mitra kemanusiaan bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Arab Suriah untuk menyediakan bantuan," kata del Buey, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Bentrokan antara prajurit militer Suriah dan anggota gerilyawan bersenjata terjadi pekan lalu, saat sangat banyak gerilyawan menyerang tiga desa di pinggiran Provinsi pantai Suriah, Latakia.
Konflik tersebut, yang menewaskan puluhan orang, terjadi saat gerilyawan tampaknya memilih untuk membuka front baru guna membuat bingung militer Suriah --yang personelnya sudah dikirim ke berbagai ajang pertempuran di seluruh negeri itu.
Provinsi Latakia, provinsi asal Presiden Bashar al-Assad, memiliki kepentingan khusus sebab provinsi tersebut memiliki kota kecil dan desa yang dihuni oleh masyarakat Alawi, cabang aliran Syiah yang menjadi sumber kaum elit yang memerintah di Suriah.
Media negara melaporkan prajurit pemerintah sejak akhir pekan lalu telah merebut kembali tiga desa. Bashar menguasai sebagian besar wilayah Suriah Tengah dan Selatan, sementara gerilyawan telah membuat kemajuan besar di bagian utara negeri itu.