REPUBLIKA.CO.ID,NEW DEHLI -- Pemerintahan Tibet di pengasingan menyatakan para peretas telah menyerang situs Internet berbahasa Tionghoa mereka.
Sebuah perusahaan keamanan komputer memperingatkan para pengunjung yang menjenguk halaman situs tersebut akan resiko komputer mereka terserang spyware.
Tashi Phuntsok, juru bicara Central Tibetan Administration (CTA), memberitahu VOA bahwa anggota staf organisasi yang berbasis di India itu tidak dapat mengakses situs Internet tersebut. Ia mengatakan, mereka memiliki sedikit informasi mengenai serangan cyber tersebut.
Phuntsok tidak dapat mengukuhkan peringatan oleh Kaspersky Lab bahwa situs Internet itu barangkali telah diretas untuk menyebarkan virus ke komputer-komputer yang digunakan untuk mengunjungi halaman situs tersebut.
Perkembangan itu menimbulkan kemungkinan bahwa Beijing barangkali berusaha memantau gerakan para aktivis Tibet dan lainnya yang mengunjungi situs tersebut.
Phuntsok mengatakan sumber serangan terbaru tersebut belum diidentifikasi. Tetapi ia mengakui bahwa sebagian besar serangan cyber pada masa lalu terhadap organisasi itu berasal dari Cina, dimana pihak berwenang menganggap Dalai Lama sebagai seorang separatis.
Pemimpin kerohanian Tibet itu telah tinggal di Dharamsala, India, sejak meninggalkan tanah airnya setelah pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan Cina tahun 1959. Dari sana, Dalai Lama yang berusia 78 tahun itu dan pemerintah di pengasingan tersebut telah mengusahakan otonomi yang lebih besar di Tibet.