REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH, WILAYAH PALESTINA -- Pembicaraan perdamaian Timur Tengah dapat terancam menemui "kegagalan" karena Israel masih terus memperluas permukiman, kata seorang pejabat Palestina memperingatkan Selasa (13/8).
"Perluasan permukiman bertentangan dengan janji dan ancaman pemerintah AS dan menyebabkan perundingan bisa gagal," kata Yasser Abed Rabbo kepada kantor berita Prancis AFP.
Komentar-komentar tersebut muncul setelah penguasa Israel menyetujui pembangunan sebanyak lebih 2.000 unit rumah di Yerusalem Timur dan Tepi Barat beberapa hari menjelang babak baru pembicaraan langsung antara pihak Palestina dan Israel.
Persetujuan atas pembangunan 793 unit rumah pada Ahad sebagai tambahan di Yerusalem Timur dan 394 lainnya di Tepi Barat -- disusul oleh pengumuman terpisah pada Selasa untuk pembangunan 942 unit lagi di Yerusalem Timur -- menaikkan suhu ketegangan menjelang pertemuan para juru runding Palestina dan Israel.
"Perluasan permukiman belum pernah terjadi sebelumnya," kata Abed Rabbo. "Ini mengancam pembicaraan gagal dilakukan bahkan sebelum dimulai."
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam lawatan ke Kolumbia pada Senin mendesak pihak Palestina "jangan bereaksi berlawanan atas pengumuman permukiman yang dibuat Israel.
Kerry, yang mengambil prakarsa untuk menjamin dimulainya kembali pembicaraan perdamaian bulan lalu setelah kebuntuan tiga tahun, menekankan perlunya bagi kedua pihak kembali ke meja perundingan sebagaimana direncanakan pada Rabu di Yerusalem.
Pembicaraan perdamaian terakhir macet pada 2010 gara-gara isu pembangunan permukiman.