REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Kota Praja Yerusalem menyetujui pembangunan 942 rumah baru di permukiman Yahudi yang berada di Yerusalem bagian timur.
"Kami akan terus mengeluarkan tender buat pembangunan di Jerusalem dan permukiman," kata pejabat kota praja kepada jejaring Times of Israel, media Israel, Selasa (13/8)..
Rencana saat ini untuk mengembangkan permukiman Gilo di Yerusalem bagian tenggara akan mendorongnya lebih jauh ke arah Kota Kecil Palestina, Beit Jala, sehingga membuat marah orang Palestina dan masyarakat internasional.
Rencana tersebut, yang pertama kali disetujui pada Desember 2012, adalah salah satu proyek-pembangunan terbesar yang berlangsung di Yerusalem..
Pengesahan itu diberikan cuma sehari sebelum Israel dan Palestina dijadwalkan bertemu di Yerusalem pada babak kedua pembicaraan langsung yang diperantarai AS setelah hampir tiga tahun pembicaraan macet. Babak pertama diselenggarakan di Washington pada 30 Juli lalu.
Pada Ahad (11/8), Menteri Perumahan Israel Uri Ariel mengizinkan pembangunan 1.200 rumah baru di Tepi Barat Sungai Jordan dan Yerusalem Timur, sehingga membahayakan nasib pembicaraan langsung.
Sebagai reaksi, Departemen Luar Negeri AS pada Senin mengeluarkan pernyataan. Di dalam pernyataan tersebut, Departemen Luar Negeri AS menyatakan tidak menerima keabsahaan kegiatan permukiman yang berlanjut.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry belum lama ini melakukan upaya ulang-alik guna meyakinkan kedua pihak agar kembali ke meja perundingan.
Kerry memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa tanpa membuat kemjuan nyata dalam pembicaraan dengan Palestina, Israel akan menghadapi boikot dan aksi internasional untuk membatalkan keabsahan.