Rabu 14 Aug 2013 11:05 WIB

Oposisi Alihkan Pilihan dari Partai Hijau ke Partai Buruh

Red:
Pimpinan Oposisi Australia
Pimpinan Oposisi Australia

CANBERRA -- Oposisi Australia memutuskan untuk mengalihkan preferensi (pilihan kedua) dari the Greens (Partai Hijau) ke Partai Buruh dalam kartu suara pemilu. Tujuannya, untuk menghindari terjadinya lagi pemerintahan minoritas seperti dalam pemilu Australia sebelumnya.

Pengalihan preferensi pihak oposisi ini justru ke saingan utamanya Partai Buruh, diperkirakan akan menyulitkan perolehan kursi Partai Hijau di majelis rendah parlemen.
 
Salah satu yang kemungkinan akan terkena dampak peralihan preferensi adalah kursi Partai Hijau dari daerah pemilihan (dapil) Melbourne, yang saat dipegang Adam Bandt dari Partai Hijau.
 
Dalam sistem pemilu Australia dikenal adanya preferensi, dimana pemilih memberikan pilihan kedua di luar caleg utama yang mereka pilih. Dalam pemilu sebelumnya, preferensi partai-partai yang tergabung dalam koalisi menjatuhkan preferensi ke Partai Hijau. Akibat limpahan suara preferensi ini, Adam Bandt berhasil lolos ke parlemen di Canberra.
 
Pemimpin Oposisi Tony Abbott dari Partai Liberal mengumumkan keputusan itu Rabu (14/8) dan mengatakan bahwa pemerintah minoritas merupakan suatu eksperimen yang telah gagal secara menyeluruh.
 
Menurut Abbott, negara memerlukan pemerintah yang kuat dan stabil, dan ia sudah mengatakan tidak akan membentuk suatu pemerintah minoritas dalam keadaan bagaimana pun juga.
 
Anggota parlemen dari Partai Hijau, Adam Bandt, mengatakan, ia akan bertahan di kursinya dalam pemilu ini, tak peduli bagaimana partai utama mengarahkan preferensi mereka.
 
Bandt merupakan satu-satunya anggota parlemen dari Partai Hijau dalam majelis rendah, dan memenangkan kursi daerah pemilihan Melbourne dalam pemilu 2010 dengan bantuan suara prefensi Partai Liberal yang beroposisi.
 
Sementara itu mantan Perdana Menteri Australia dari Partai Liberal, John Howard, mengatakan, pemerintahan Partai Buruh didominasi pertengkaran internal, dan itu akan mereka tebus dengan mahal dalam pemilu tanggal 7 September nanti.
 
Hal itu dikatakan Howard dalam kunjungan ke Tamworth untuk mendukung seorang caleg dari Partai Nasional, mitra koalisi oposisi.
 
Howard turun dari kursi Perdana Menteri dikalahkan Kevin Rudd di tahun 2007, dan sekaligus juga kehilangan kursi parlemennya dalam pemilu itu.
 
Kata Howard, rakyat cepat menghukum suatu partai kalau mereka berpendapat partai itu hampir meledak di dalam.
 
"Saya ingat (mantan Perdana Menteri dari Partai Buruh) Bob Hawke pernah mengatakan, 'Kalau tidak bisa mengatur diri sendiri, tidak akan bisa mengatur negara.' Dalam tiga tahun terakhir ini kita melihat gambaran jelas mengenai sebuah partai yang tidak bisa mengatur diri sendiri. Mereka mendongkel seorang Perdana Menteri yang memenangkan pemilu; kemudian mereka mengganti orang yang menggantikannya, dan hampir separuh Kabinet mengundurkan diri. Itu bukan gambaran pemerintahan yang stabil," kata John Howard.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement