Rabu 14 Aug 2013 21:29 WIB

Topan Utor Mampir ke Cina

Red:
Topan Utor mulai merambah ke Cina
Topan Utor mulai merambah ke Cina

BEIJING -- Sekolah dan pasar uang di Hong Kong ditutup untuk mengantisipasi kerusakan akibat hantaman Topan Utor yang meninggalkan kerusakan kecil.

Topan Utor sempat mengganggu jadwal ratusan penerbangan dari Hong Kong dan memicu gelombang laut tinggi yang menyebabkan sebuah kapal kargo tenggelam.

Badan pengamatan cuaca setempat menurunkan peringatan kekuatan badai Utor dari delapan menjadi tiga yang menunjukkan badai tersebut membawa hembusan angin yang kuat.

Kerusakan terbatas karena Topan utor mengitari kota sekitar 240 kilometer ke barat daya. Otoritas Bandara Hong Kong mengatakan 30 persen penerbangan terganggu dan tercatat 110 penerbangan dibatalkan serta sekitar 241 lainnya tertunda. Helikopter tim penyelamat berhasil menyelamatkan 21 anggota awak dari Trans Summer yang tenggelam di laut.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan enam orang telah dirawat di rumah sakit umum terkait cedera karena badai dan ada enam korban karena banjir kecil. Selasa malam (13/8), Pemerintah Hong Kong membuka 17 tempat pengungsian yang di tempati puluhan orang mengungsi.

Topan utor membawa angin berkekuatan 155 kilometer per jam di dekat pusatnya dan saat ini menuju pantai provinsi Guangdong di Cina sebelah tenggara dengan kecepatan 16 kilometer per jam.

Kantor berita pemerintah Cina, Xinhua, menulis kemungkinan Utor akan tiba pada Rabu malam atau Kamis pagi.

Korban bertambah

Di kawasan utara Filipina, korban Topan Utor terus bertambah menjadi tujuh orang.

Petugas penyelamat di sana berhasil memulihkan kondisi jalan yang terblokir dengan longsor dan pohon tumbang untuk mencapai belasan desa di Provinsi Aurora.

Lebih dari 100.000 orang mengungsi akibat banjir dan tanah longsor.

Sekitar 30.000 orang masih berada di tempat penampungan yang didirikan pemerintah.

Dengan hembusan kekuatan  hingga 200 kilometer per jam, Topan utor adalah badai paling kuat untuk menghantam Filipina tahun ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement