Kamis 15 Aug 2013 06:58 WIB

Menlu AS Mencela Pertumpahan Darah di Mesir

Poster Presiden Mesir Muhammad Mursi
Foto: AP/Lai Seng Sin
Poster Presiden Mesir Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Rabu (14/8), mencela pertumpahan darah dan kerusuhan paling akhir di Mesir, dan menyebutnya "pukulan serius" terhadap upaya perujukan di negeri itu.

"Itu adalah pukulan serius terhadap perujukan dan harapan rakyat Mesir bagi peralihan ke arah demokrasi dan keterlibatan semua pihak," kata diplomat senior Amerika itu di dalam satu pernyataan yang ia bacakan dalam taklimat harian.

"Kejadian hari ini tercela dan semua itu bertentangan dengan aspirasi rakyat Mesir bagi perdamaian, keterlibatan semua pihak dan demokras murni," ia menambahkan.

Stasiun TV negara melaporkan kematian sedikitnya 43 polisi dan cederanya 211 personel lagi dalam bentrokan dengan pendukung presiden terguling Mesir Mohamed Moursi, selama operasi polisi untuk membubarkan pemrotes di Ibu Kota Mesir, Kairo.

Pengikut Moursi telah berkemah di dua bundaran di Kairo guna menuntut pemulihan Moursi sebagai Presiden Mesir. Penggulingannya pada 3 Juli oleh militer telah memicu bentrokan mematikan di seluruh negeri itu.

Kementerian Kesehatan Mesir sebelumnya menyatakan tindakan politi tersebut untuk membersihkan kamp pendukung Mursi telah mengakibatkan bentrokan di seluruh Mesir, sehingga menewaskan tak kurang dari 149 orang dan melukai lebih dari 1.400 orang lagi.

"Rakyat Mesir di dalam dan luar pemerintahan perlu melakukan tindakan untuk mundur," kata Kerry. "Mereka perlu meredakan situasi dan menghindari lebih banyak korban jiwa."

Ia juga mengusulkan Mesir kembali ke keadaan darurat.

Namun, berdasarkan percakapan teleponnya dengan menteri luar negeri Mesir dan negara lain pada Rabu, ia mengatakan ia yakin jalan ke arah penyelesaian politik "masih terbuka" dan "mungkin".

Sementara itu Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang mencela penindasan kasar terhadap pemrotes dan mendesak semua pihak di Mesri agar menahan diri dari kerusuhan dan menyelesaikan perbedaan pendapat mereka "secara damai".

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement