Kamis 15 Aug 2013 11:57 WIB

MUI: Indonesia Tak Boleh Diam Melihat Kerusuhan Mesir

Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza
Foto: AP
Seorang tentara Mesir berjaga dengan kendaraan lapis baja dekat lapangan Nahda, tempat para pendukung Presiden Muhammad Mursi berkemah di sekitar Universitas Kairo, Giza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan meminta Pemerintah Indonesia tidak berdiam diri atas konflik yang sedang terjadi di Mesir. Ia meminta Pemerintah Indonesia bersikap bebas dan aktif mencari solusi demokrasi.

"Sebagai pemerintah dengan umat Muslim terbesar di dunia, hendaknya jangan hanya diam. Apalagi Mesir merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia," katanya di Jakarta, Kamis (15/8).

Namun, Amidhan memaklumi sikap pemerintah saat ini, karena umat Islam di Mesir juga 'terpecah'. "Ada yang mendukung Ikhwanul Muslimin, tetapi ada juga yang mendukung militer," katanya.

Setidaknya, kata Amidhan, pemerintah harus bersuara dengan mendesak PBB maupun OKI untuk turun tangan mengatasi konflik tersebut. "Harus ada pihak yang mendesak OKI, PBB ataupun Liga Arab untuk menyelesaikan konflik itu, misalnya harus ada pemilihan langsung," katanya.

Untuk mengatasi konflik tersebut, Indonesia dapat mengusulkan militer mengeluarkan Presiden Mesir terguling, Muhammad Moursi dari tahanan, lalu dilakukan pemilu yang jujur dan adil. Amidhan meminta umat Muslim Imdonesia tidak terlibat secara fisik dalam konflik tersebut.

Hingga kini, Departemen Kesehatan Mesir mencatat 95 orang telah tewas di Kairo dan di tempat lain akibat bentrokan dengan pendukung Mursi mulai sejak beberapa waktu lalu. Kelompok pendukung Moursi telah mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi daripada jumlah yang diumumkan pemerintah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement