Kamis 15 Aug 2013 18:57 WIB

AS Kutuk Kekerasan Militer Mesir, Tapi..

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Relasi Mesir dan Amerika Serikat
Foto: Al Ahram
Relasi Mesir dan Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Barack Obama mengutuk tindakan kekerasan militer Mesir saat membubarkan pendukung Muhammad Mursi. Tapi, Amerika Serikat (AS) tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengubah kebijakan seperti membatalkan bantuan ke Mesir.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, John Kerry mengatakan kekerasan di Kairo menyedihkan dan bertentangan dengan aspirasi Mesir untuk perdamaian dan demokrasi. Dia mengatakan AS menentang penggunaan militer dalam kondisi darurat. 

Namun, Kerry tidak mengumumkan langkah hukum. Dalam laporan New York Times, Obama bahkan tengah berlibur di Martha's Vineyard dan tidak memberikan reaksi publik. 

"Saat kepala diplomatnya berbicara tentang momen penting di Mesir, Presiden tengah bermain golf di klub swasta," tulis laporan itu kepada Kamis (15/8). 

Respons AS memberi kebingungan saat Kerry menelpon menteri Luar Negeri Eropa dan Arab, termasuk menteri luar negeri sementara Mesir, Nabil Fahmy. Departemen Luar Negeri AS tidak memberi rincian percakapan, namun tidak ada indikasi Fahmy memberi jaminan tindakan kekerasan terhadap pendukung Mursi berakhir atau dibatasi. 

Kerry mengatakan dia meminta pejabat Mesir menghindari kekerasan. Gambar-gambar mengerikan di Kairo tidak membuat Obama berkomentar. 

Padahal, saat berada di Martha Vineyard pada 2011, dia memberi keterangan pers terkait pemberontak yang merebut ibukota Libya, Tripoli dan membuat Muammar Qaddafi bersembuyi. 

Pada Rabu (14/8) pagi, Obama dilaporkan telah mendapat informasi situasi dari penasehat keamanan nasionalnya, Susan E.Rice. Namun, dia tampaknya bertekan tidak membiarkan kejadian di Mesir mengganggu liburannya. Selain bermain golf, Obama menghadiri pesta di rumah seorang donor politik besar, Brian Roberts.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement