Kamis 15 Aug 2013 19:38 WIB

Kemenkes Mesir: Korban Tewas Menjadi 525 Orang

Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).
Foto: EPA/Mosaab Elshamy
Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO--Sedikitnya 525 orang tewas dan 3.717 orang lagi cedera di seluruh Mesir, dalam bentrokan antara pendukung presiden terguling Mohamed Mursi dan pasukan keamanan.

Pada Rabu (14/8), pasukan keamanan membubarkan dua aksi duduk utama pro0-Mursi di Kairo dan Giza, kata seorang pejabat Kementerian Kesehatan, Kamis.

"Korban jiwa di Bundara Rabia Al-Adawiyah di Kota Nasr, Kairo, mencapai 229 tewas di Helwan dan 207 tewas di gubernuran lain di seluruh negeri ini," Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohamed Fatahallah sebagaimana dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan 43 polisi tewas dalam bentrokan pada Rabu. Namun masih sulit untuk mengetahui jumlah pasti korban jiwa dan cedera akibat keterangan yang berbada dari berbagai sumber serta bentrokan yang terus terjadi di negeri tersebut.

Satu sumber medis, Kamis, memberitahu Xinhua tak kurang dari 550 orang mungkin telah tewas dalam berbagai bentrokan.

"Ada 300 mayat di Masjid Iman, 14 lagi di Kamar Mayat Zinhom, tiga mayat tak dikenal di Rumah Sakit Heliopolis, empat di Rumah Sakit One-Day Surgery, 43 mayat di Rumah Sakit Medical Insurance dan 190 mayat di Rumah Sakit Nasser Institute, semuanya di Kairo," kata Samar Suweilam, ahli bedah di Qasr AL-Aini, rumah sakit umum terbesar di Kairo.

Suweilam mengatakan kebanyakan dari mereka tewas akibat tembakan senjata api dan terbakar.

Sementara itu Ikhwanul Muslimin, kubu asal Moursi, menyatakan tak kurang dari 2.000 pemrotes pro-Moursi tewas dalam pembubaran oleh pasukan keamanan, sementara pengikutnya telah mulai berkumpul di tempat lain di kota tersebut dan menghalangi jalan.

Pasukan keamanan Mesir pada Rabu saat fajar memulai operasi pengosongan di Bundaran Rabia Al-Adawiyah di Giza. Pemrotes pro-Moursi telah duduk di sana selama 45 hari.

Setelah bentrokan mematikan pada Rabu, Mesir mengumumkan keadaan darurat di seluruh negeri itu selama satu bulan dan memberlakukan larangan orang keluar rumah di sejumlah gubernuran bergolak.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement