Kamis 15 Aug 2013 21:03 WIB

Mesir Masih Mencekam

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mansyur Faqih
 Demonstran yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Cairo, Mesir, Rabu (14/8).
Foto: EPA/Mosaab Elshamy
Demonstran yang mengalami luka dilarikan ke rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Cairo, Mesir, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok pendukung Muhammad Mursi tidak berhenti melakukan aksi protes. Sehari setelah tragedi Rabiah Aladiwiyah dan di Lapangan Nahda, massa Ikhwanul Muslimin (IM) mengulangi aksi demontsrasi menolak kudeta militer. Demonstrasi damai tersebut sekaligus menyuarakan kebengisan militer. 

Pawai damai dimulai dari Masjid Iman di pinggiran Ibu Kota Kairo, Kamis (15/8) sore waktu setempat. "Kami akan tetap menyuarakan perdamaian," kata juru bicara IM Gehad Haddad seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (15/8). Ditegaskan, kudeta militer harus ditumbangkan. 

Aksi IM kali ini berupa pembangkangan terhadap jam malam. Sejak Rabu (14/8), militer melarang orang berkeliaran. Namun IM masih tetap bertahan dengan tenda-tenda di pinggiran kota. Jam malam diberlakukan selama satu bulan. Sekira 2.200 orang tewas akibat bentrokan militer dan pendukung Mursi, Rabu (14/8). Jumlah tersebut tersebar di 17 provinsi. Jumlah luka-luka pun tercatat lebih dari 20 ribu orang. 

Namun pemerintah sementara mengatakan, jumlah itu berlebihan. Militer merilis korban jiwa berjumlah 525 orang. Angka tersebut memang bertambah dari semula hanya puluhan orang. Korban cedera 3.576 orang. "Jumlah tersebut adalah resmi. Termasuk korban di Aleksandria dan tempat lain," kata juru bicara Kemenkes Mesir, Khaled Khateeb, Kamis (15/8).

BBC News melansir usai kerusuhan, aroma kengerian masih terasa. Para pekerja seakan malas melihat kesemrawutan. Kamis (15/8) pagi waktu setempat, pasukan keamanan menjadi penyapu jalanan lantaran petugas enggan bekerja. Para serdadu menyingkap sisa tenda, karung, kayu, batu-batu yang terbakar. Serdadu memunguti berbagai barang. 

Anadolu Agency mengabarkan, banyak ditemukan mayat terbakar di tenda-tenda. Di Masjid Eman, bangunan di kawasan kerusuhan, keharuan tidak berhenti. Sejak semalam, para orang tua dan perempuan berdatangan. Semua meratap melihat puluhan jenazah yang mesti dimakamkan.

Mahasiswa Indonesia Amran hamdani mengatakan, puluhan buntalan kafan berjejer rapi di lantai. Sebagian ditandai dengan nama, sedangkan sebagian lainnya entah anak atau keluarga siapa. Pendukung IM masih menunggu keluarga korban untuk pemakaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement