Jumat 16 Aug 2013 06:43 WIB

Mantan Istri: Dokter Berebut Ambil Keuntungan dari Michael Jakcson

Michael Jackson
Foto: AP
Michael Jackson

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sejumlah dokter Michael Jackson saling berkompetisi dalam bisnis dan resep obat untuk membantu mengatasi ketakutan luar biasa penyanyi itu atas rasa sakit. Demikian menurut mantan istri mendiang penyanyi pop itu dalam kesaksiannya di pengadilan, Rabu, terkait insiden kematian Michael Jackson.

"Ketakutannya terhadap rasa sakit sangat luar biasa. Saya pikir dokter mengambil keuntungan dari dia (Michael Jackson) dengan cara itu," kata Debbie Rowe di Pengadilan Tinggi Los Angeles yang tengah menggelar sidang gugatan keluarga mendiang penyanyi itu terhadap promotor konser AEG Live.

"Sayangnya, beberapa dokter justru ketika Michael kesakitan, mereka akan mencoba untuk melihat siapa yang bisa memberinya obat penghilang rasa sakit terbaik," tambah Rowe (54) yang bertemu Michael Jackson saat bekerja sebagai asisten dokter kulit yang merawat sang penyanyi.

Rowe, yang jarang berbicara secara terbuka di publik tentang sosok Michael Jackson, mengatakan bahwa Raja Pop itu menjalani perawatan karena beberapa penyakit, termasuk lupus dan luka berat akibat luka bakar di kepalanya.

Rowe menangis selama memberikan kesaksiannya. Rowe dan Jackson menikah pada periode 1996-1999.

Rowe adalah ibu dari dua anak sulung Michael Jackson yaitu Michael Joseph Jackson Jr (16) yang dikenal sebagai Prince, dan Paris (15). Rowe tidak memiliki hak asuh atas anak-anak tersebut yang tinggal bersama nenek mereka, Katherine Jackson.

Katherine Jackson dan anak-anak Jackson menggugat AEG Live atas kematian penyanyi itu pada 2009 di Los Angeles akibat overdosis anestesi bedah propofol. Mereka menilai perusahaan swasta itu lalai dalam mempekerjakan Conrad Murray sebagai dokter pribadi Jackson dan mengabaikan tanda-tanda buruknya kesehatan penyanyi itu menjelang kematiannya.

Murray, yang merawat Jackson saat penyanyi itu mempersiapkan 50 konser terbarunya "This Is It", dijatuhi hukuman karena memberikan resep propofol yang menewaskan sang bintang.

AEG Live telah menyatakan bahwa Jackson, yang berusia 50 tahun di saat kematiannya, telah memiliki masalah kecanduan obat bertahun-tahun sebelumnya sebelum menandatangani perjanjian dengan perusahaan itu.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya tidak mempekerjakan atau mengawasi Murray dan tidak dapat menduga jika dokter itu akan membahayakan penyanyi tersebut.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement