REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI---Presiden Iran Hassan Rouhani Kamis meminta pemerintah Mesir untuk tidak menekan massa setelah setidaknya 525 orang tewas ketika pasukan keamanan berusaha memindahkan demonstran Ikhwanul Muslimin.
Iran menyambut kejatuhan Presiden sekuler Husni Mubarak pada 2011 dan untuk pertama kalinya memuji bangkitnya Ikhwanul Muslimin di Mesir sebagai bagian dari apa yang dilihatnya sebagai "kebangkitan Islam" di seluruh dunia Arab.
Tetapi hubungan tersebut dingin setelah Presiden Mohamed Moursi menyuarakan dukungan kepada pemberontak Suriah melawan sekutu Teheran Presiden Bashar al-Assad. Para pejabat Iran tetap mengutuk pengambilalihan kekuasaan oleh militer di Mesir dan menyerukan dialog untuk menyelesaikan krisis.
"Sebagian besar rakyat Mesir berupaya mencari kebebasan. Jangan menekan mereka. Jalan yang ditempuh rakyat adalah cara demokrasi dan Islam. "Semua orang di dunia ini harus menghormati keinginan rakyat Mesir," kata Rouhani dalam pernyataannya di depan parlemen.