Sabtu 17 Aug 2013 18:37 WIB

Dubes: Konflik Mesir Bisa Selesai Lewat Meja Perundingan

Pendukung Presiden Muhammad Mursi mengevakuasi orang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Mesir di Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).
Foto: AP/Hassan Ammar
Pendukung Presiden Muhammad Mursi mengevakuasi orang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Mesir di Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi mengimbau semua pihak di Negeri Piramida itu berkepala dingin dan memecahkan konflik berdarah-darah ini lewat meja perundingan.

 "Terbaik buat Mesir adalah 'win-win solution' lewat meja perundingan," kata Dubes Nurfaizi dalam perbicangan dengan Antara usai upacara bendara HUT ke-68 Kemerdekaan RI di KBRI Kairo, Sabtu (17/8).

Menurut mantan kapolda Metro Jaya tesebut, konflik berdarah di Negeri Seribu Menara itu bakal semakin membara bila pihak-pihak bertikai terus mempertahankan sikapnya.

"Sepatutnya pihak-pihak bertikai itu mengalah untuk menang. Maksudnya, masing-masing pihak harus menghilangkan syarat-syarat yang menghambat pemecahan masalah," ujarnya.

Purnawirawan jenderal polisi itu mencontohkan, syarat-syarat yang diajukan Ikhwanul Muslimin sebagai pendukung Presiden terguling Mohamed Moursi terlalu berat untuk direalisasikan, begitu pula sebaliknya syarat-syarat yang diajukan pemerintah transisi.

Nurfaizi merujuk pada tiga tuntutan utama Ikhwanul Muslimin, yaitu keabsahan presiden Moursi dikembalikan, konstitusi yang dihasilkan dalam referendum tahun 2012, dan pemulihan kembali Majelis Syura (MPR). Ikhwanul Muslimin bersikaras agar tiga tuntutan tersebut dikabulkan terlebih dahulu sebelum ada perundingan dengan pemerintah transisi.

Namun, pemerintah transisi pimpinan Presiden Adly Mansour menolak semua syarat Ikhwanul Muslimin itu dan tetap mempertahankan peta-jalan, yaitu pemilu dini presiden dan pemilu legislatif pada awal tahun depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement