Sabtu 17 Aug 2013 23:35 WIB

Iran Minta OIC Turun Tangan Selesaikan Konflik di Mesir

Pendukung Presiden Muhammad Mursi mengevakuasi orang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Mesir di Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).
Foto: AP/Hassan Ammar
Pendukung Presiden Muhammad Mursi mengevakuasi orang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Mesir di Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri luar negeri Iran mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) turun tangan mengatasai konflik di Mesir. Negara-negara angota organisasi itu diminta turun tangan untuk mencegah tindakan keras yang mematikan terhadap kelompok Islam.

Mohammad Javad Zarif mengatakan tindakan keras polisi di dua kamp protes yang didirikan oleh para pendukung Muhammad Mursi yang menewaskan hampir 600 orang itu adalah satu bentuk pembantaian.

Zarif mengeluarkan pernyataan itu dalam satu percakapan telepon dengan Sekjen OIC Ekmeleddin Ihsanoglu.

Menteri luar negeri itu juga mengutuk aksi pembantaian terhadap penduduk yang tidak berdaya di Mesir dan menyerukan dihentikannya aksi kekerasan itu dan mendesak OIC segera mungkin turun tangan membantu mencarikan satu solusi damai.

Iran dan Mesir tidak memiliki hubungan diplomatik selama lebih dari 30 tahun karena Kairo pada tahun 1979 menandatangani perjanjian perdamaian dengan Israel.

Tetapi Teheran mendekat pada Mesir ketika kelompok Islam yang dipimpin Mursi berkuasa setelah revolusi tahun 2011 yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak, seorang pengeritik keras terhadap Iran.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement