Sabtu 17 Aug 2013 22:22 WIB

Letusan Senjata Api Terdengar di Masjid Kairo

Rep: mg06/ Red: Mansyur Faqih
Militer Mesir melakukan pengamanan di sekitar masjid tempat berkumpul massa pendukung Muhammad Mursi
Foto: AP
Militer Mesir melakukan pengamanan di sekitar masjid tempat berkumpul massa pendukung Muhammad Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Letusan senjata api terdengar dari sebuah mesjid di Ibu Kota Kairo, Mesir mengikuti aksi barikade yang dilakukan pendukung Ikhwanul Muslimin (IM). Puluhan pendukung menolak meninggalkan masjid karena takut akan keselamatan jiwa mereka.

BBC melaporkan, gambar-gambar di televisi menunjukkan tentara Mesir melakukan tembakan ke arah menara utama masjid. Pemerintahan sementara Mesir mengusulkan pembubaran IM secara resmi. Sementara IM menuntut jabatan presiden terguling, Muhammad Mursi dikembalikan.

IM menyerukan demonstrasi setiap hari sejak penyerangan terhadap kamp protes mereka di Kairo, Rabu (14/8) yang menyebabkan ratusan korban tewas. Ketegangan di masjid terjadi menyusul bentrokan berdarah, Jumat (16/8), yang memakan 173 korban meninggal dunia. Selain itu, sebanyak seribu pendukung IM ditahan.

Mursi ditumbangkan oleh militer pada bulan lalu dan digantikan oleh pemerintahan sementara. Televisi Al Jazeera menghubungi seorang perempuan di dalam masjid melalui telepon seluler saat terjadi penembakan. "Tidak ada seorang pun yang aman di sini, mereka menembak di dalam masjid," kata perempuan tersebut dengan suara letusan terdengar di belakangnya. 

Gambar-gambar televisi saat ini menayangkan prajurit berlapis baja meletuskan senjata api di luar masjid. IM dalam laman Facebook-nya, Sabtu (17/8) mengatakan, Ammar Badie (38 tahun), putra dari pemimpin pergerakan spiritual Jenderal Muhammad Badie, merupakan salah satu yang tewas dalam aksi Jumat (16/8).

Berdasarkan pernyataan IM, Ammar Badie tewas akibat luka tembak di Lapangan Ramsis, Jumat (16/8). Ayahnya, Muhammad Badie, ditangkap setelah permakzulan Mursi dan dihukum dengan aksi kekerasan yang keji. Hingga saat ini, belum diketahui di mana dia ditahan. 

Sebelumnya, Sekjen Partai Kebebasan dan Keadilan IM, Muhammad al-Beltagi mengatakan, anaknya yang berusia 17 tahun, Asmaa, juga tewas dalam aksi protes tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement