REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Komite Palang Merah Internasional ICRC, Sabtu (17/8), mengatakan pihaknya sangat cemas atas kesehatan tujuh warga Palestina yang melakukan mogok makan di penjara Israel.
"ICRC terutama cemas akan kondisi Imad Abdelaziz Abdallah Al Batran yang melakukan mogok makan selama beberapa pekan," kata ICRC dalam satu pernyataan.
Juan Pedro Schaerer, ketua delegasi ICRC di Israel dan wilayah Palestina, mengatakan nyawa Batran segera terancam kecuali pihak berwenang yang menahannya mencarikan satu solusi segera.
Palang Merah itu menambahkan setiap solusi harus memperhatikan bahwa para tahanan tidak dapat dipaksa untuk makan atau menerima perawatan medis.
Menurut Klub Tahanan Palestina, Batran yang ditahan Israel dalam tahanan administratif itu menolak makan sejak 5 Mei.
Berdasarkan apa yang disebut Israel 'tahanan administratif', para tersangka dapat dipenjarakan tanpa diadili dengan perintah dari satu pengadilan militer. Perintah itu dapat diperpanjang untuk enam bulan pada setiap waktu.
Juru bicara Klub Tahanan Palestina, Amani Sarahna, mengemukakan kepada AFP bahwa Batran telah menderita sakit sebelum ia ditahan dan sejak itu kondisi kesehatannya terus memburuk.
Sarahna mengatakan kini ada delapan warga Palestina yang ditahan Israel melakukan mogok makan. Beberapa di antara mereka narapidana yang telah lama mendekam di penjara.