Senin 19 Aug 2013 07:22 WIB

Jerman Akan Setop Ekspor Senjata ke Mesir

Barisan jenazah para pengunjuk rasa yang tewas ditembak aparat militer diletakkan di masjid al-Fath dekat Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).
Foto: EPA/AHMED Assadi
Barisan jenazah para pengunjuk rasa yang tewas ditembak aparat militer diletakkan di masjid al-Fath dekat Ramses Square, Kairo, Mesir, Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN, JERMAN -- Kanselir Jerman, Angela Merkel, mempertimbangkan untuk menghentikan pengiriman senjata ke Mesir. Hal itu, sebut Merkel, menjadi cara yang tepat untuk memberikan tekanan pada Mesir yang sedang dicengkeram oleh kekerasan mematikan yang dilakukan militer terhadap pendukung Mursi.

Berbicara kepada stasiun televisi Jerman, ZDF, Ahad, Merkel mengatakan hal itu akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa.

"Kami akan memeriksa langkah apa yang dapat diambil ... kita harus bertindak bersama-sama dan mengambil tindakan yang sama," kata Merkel, yang menyebut situasi di Mesir mengkhawatirkan.

Para diplomat Uni Eropa dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan darurat di Brussels tentang pertumpahan darah di Mesir pada Senin.

Lebih dari 750 orang tewas dalam empat hari kekerasan, setelah militer dan tindakan keras polisi terhadap para demonstran Ikhwanul Muslimin yang setia kepada presiden Muhammad Mursi.

Dalam satu wawancara dengan majalah mingguan Jerman, Focus, yang diterbitkan Ahad, Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, mengatakan bahwa ekspor senjata Berlin ke Mesir telah diperketat.

"Dan itu akan tetap demikian, khususnya dalam melihat perkembangan saat ini," kata dia menambahkan.

Kementerian ekonomi Jerman pada Sabtu mengindikasikan bahwa mereka telah membekukan semua keputusan tentang ekspor senjata kepada Mesir.

Para pemimpin Uni Eropa, Herman Van Rompuy dan Jose Manuel Barroso, memperingatkan Kairo pada Ahad bahwa Uni Eropa siap untuk mengkaji kembali hubungannya dengan Mesir jika kekerasan saat ini tidak berakhir.

sumber : Antara/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement