Senin 19 Aug 2013 09:18 WIB

Uni Eropa Tinjau Hubungan dengan Mesir

Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa melakukan pertemuan darurat putaran pertama pada Senin (19/8) ini. Pertemuan tersebut akan membicarakan pertumpahan darah di Mesir sambil adanya tinjauan hubungan dengan Mesir akibat negara yang dicabik-cabik kekerasan.

Duta pada Komite Politik dan Keamanan Uni Eropa dipanggil dari liburan musim panas untuk melakukan pembicaraan di Brussels, Belgia setelah adanya eskalasi korban tewas yang mencapai sekitar 800 orang dalam lima hari kekerasan di Mesir.

Blok Eropa mengingatkan, eskalasi lebih lanjut dapat memberi dampak tak terduga bagi Mesir dan negara tetangganya. 

Presiden Dewan Eropa dan Komisi Eropa mengatakan, pada malam pembicaraan, 28 negara Uni Eropa siap meninjau hubungan dengan Kairo.

"Perkembangan terakhir di Mesir dan lebih khususnya kekerasan hari-hari terakhir sangat mengkhawatirkan,"kata Herman Van Rompuy dan Jose Manuel Barroso dalam pernyataan bersama yang dikutip Aljazeera.

"Sangat penting bahwa kekerasan segera berakhir,"lanjutnya. Dia menambahkan,"Uni Eropa akan segera meninjau hubungan dengan Mesir dalam beberapa hari mendatang."

Uni Eropa merupakan blok pemimpin negara donor dunia. Blok ini kerap memberikan bantuan kepada Mesir senilai 6,7 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman dan hibah. Akan tetapi, bantuan tersebut sedang dipertimbangkan kembali usai kudeta Presiden Muhammad Mursi pada 3 Juli 2013 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement