Senin 19 Aug 2013 14:54 WIB

Aliansi Tuntut Penyelidikan Internasional Atas Tewasnya 52 Tahanan Pro-Mursi

Pendukung Muhammad Mursi menggelar aksi unjuk rasa menentang kudeta militer.
Foto: AP/ Hassan Ammar
Pendukung Muhammad Mursi menggelar aksi unjuk rasa menentang kudeta militer.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Aliansi Nasional untuk Pertahanan Legitimasi --koalisi tokoh dan partai-partai Islam pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi-- menuntut penyelidikan internasional atas pembunuhan puluhan tahanan pro-Mursi pada Ahad pagi (18/8).

"Kami menyatakan kesedihan yang mendalam atas pembunuhan 52 tahanan anti-kudeta," kata Aliansi. Namun, hal itu masih belum jelas asal sumber keterangan korban tewas yang dirujuk oleh Aliansi.

Sebuah sumber keamanan sebelumnya mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa setidaknya 37 tahanan Ikhwanul Muslimin tewas.

Kementerian Dalam Negeri menggambarkan sebagai serangan terhadap sebuah kendaraan polisi yang membawa tahanan pro-Mursi ke penjara di utara Kairo. Kementerian Dalam Negeri mengatakan para tahanan meninggal karena menghirup gas dan terinjak.

Aliansi Pro-Mursi menuduh pemerintah sementara dukungan militer melakukan kekerasan sistematis dan pembunuhan berdarah dingin terhadap demonstran anti-kudeta.

"Kami menganggap pemimpin kudeta, khususnya Kepala Militer Abdel Fattah al-Sisi dan Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim bertanggung jawab atas kejahatan ini,'' kata Aliansi. ''Kami memimnta penyelidikan internasional dalam hal ini dan kejahatan lain yang dilakukan oleh mereka."

Mokhtar Al Ashri, Kepala Komite Hukum Ikhwanul Muslimin di  Partai Keadilan dan Kebebasan, sebelumnya menuduh pemerintah melikuidasi para tahanan.

"Kementerian Dalam Negeri dengan cara ini melikuidasi demonstran anti-kudeta," katanya kepada kantor berita Anadolu.

Kementerian Dalam Negeri sebelumnya mengatakan sejumlah anggota Ikhwanul Muslimin yang ditahan itu mencoba melarikan diri saat akan dipindahkan.

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya, kementerian mengatakan para anggota Ikhwanul sedang dipindahkan dari pusat kota Kairo ke kompleks penjara Abu Zaabal di utara.

sumber : www.mirajnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement