REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kudeta atas Presiden Mesir Muhammad Mursi yang terpilih secara demokratis dinilai sebagai sebuah skenario besar yang dilancarkan musuh-musuh Islam. "Semua ini didukung satu skenario besar untuk menghambat laju perpolitikan Islam yang saat ini marak di berbagai negara Islam," papar Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq dalam unjuk rasa damai Solidaritas untuk Tragedi Kemanusiaan Mesir di Bundaran HI Jakarta, Senin (19/8).
Menurutnya, selalu ada kekuatan yang tidak pernah suka dengan kebangkitan Islam. Seperti yang terjadi di seperti Tunisia, Yaman, dan Yordania. Indonesia juga diperkirakan tak akan luput dari musuh-musuh tersebut jika melihat gejolak perpolitikan Islam di Tanah Air. "Termasuk di negeri kita," ujarnya.
Ia menyayangkan, sikap pemerintah khususnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak tegas dalam menyatakan sikap. Padahal, telah sering dibahas soal kecaman pemerintah terhadap militer Mesir. Komisi I pun terus mendesak pemerintah agar memberikan sikap tegas terkait tragedi kemanusiaan yang terjadi di negeri piramida tersebut.
Namun, sebagai kepala negara, SBY dinilai masih enggan bersuara lantang untuk mengecam atau bahkan mengutuk Militer Mesir.
"Bagaimana sikap pemerintah RI yang jelas-jelas ada pembantaian terhadap sipil, aktivis islam oleh militer yang mengambil kekuasaan secara paksa, Pembubaran organisasi politik, pengadilan semena-mena, pembunuhan aktivis politik, dan seterusnya. Ini tidak akan berhenti dalam waktu sebentar," ujar Wasekjen PKS tersebut.