Senin 19 Aug 2013 20:13 WIB

Kerusuhan Mesir Bikin Rakyat Gaza Semakin Menderita

Suasana malam Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: Dok MER-C Cabang Gaza
Suasana malam Ramadhan di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Kerusuhan di Mesir membayang-bayangi kehidupan rakyat Palestina di Jalur Gaza, daerah yang dikuasai HAMAS.

Berdasarkan sejarah dan geografi, Jalur Gaza secara langsung telah berkaitan dengan Mesir. Sejak HAMAS mengambil-alih Jalur Gaza pada 2007 dan berikutnya blokade Israel, tempat penyeberangan perbatasan Rafah di Mesir menjadi gerbang utama daerah kantung itu menuju dunia luar.

Mohamed Al-Bayook (39 tahun), rakyat Palestina yang tinggal di Kota Kecil Khan Younis di bagian selatan Jalur Gaza, mengaku dihantui keprihatinan yang mendalam kerusuhan di Negeri Piramida. "Semoga Allah melindungi Mesir dan rakyatnya," kata mantan pegawai di Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) tersebut, sambil menyaksikan berita TV bersama beberapa tetangganya.

Sejak kerusuhan meletus di Mesir yang menewaskan dan melukai ratusan orang, jalan-jalan di Jalur Gaza nyaris kosong. Perdagangan di berbagai pasar utama nyaris tutup. "Israel menutup Jalur Gaza, Mesir menghancurkan lebih dari 80 persen terowongan (di bawah) perbatasan Jalur Gaza, sehingga, saya percaya tak ada harapan bahwa penderita kami akan berakhir," kata Al-Bayook, seperti disadur dari Xinhua.

Selama enam tahun terakhir, Mesir telah menjaga dialog internal Palestina dan menengahi kesepakatan gencatan senjata antara HAMAS dan Israel. "Kerusuhan baru-baru ini di Mesir bukan hanya mempengaruhi kehidupan di Jalur Gaza, tapi juga mengakhiri dialog nasional antara HAMAS dan Fatah," kata Hani Habib, pengamat politik yang tinggal di Jalur Gaza.

Namun, kata Hani, jika pemerintah dan militer Mesir berhasil memulihkan kestabilan situasi di Jalur Gaza mungkin bisa jadi lebih baik.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement