Selasa 20 Aug 2013 07:18 WIB

Turki Kecam OKI yang Tak Berbuat Apa-Apa Dalam Pembantaian di Mesir

Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).
Foto: EPA/Mosaab Elshamy
Jasad demonstran pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, diletakkan di lantai di rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa Adawiya, Kairo, Rabu (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki pada Senin menuduh Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan sekretaris jenderalnya dari Turki masih tidak berbuat apa-apa atas pertumpahan darah di Mesir.

"Saya akan katakan saya mengundurkan diri karena ... saya tidak dapat menerima sikap satu organisasi Islam yang membawa nama Islam di hadapan aksi brutal seperti itu," kata Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag dalam keterangannya yang disiarkan melalui televisi.

Jika Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu membuat keputusan seperti itu untuk mengundurkan diri karena OIC tak berbuat apa-apa menghadapi penumpasan oleh pemerintah dukungan militer di Mesir atas para pengunjuk rasa, dia mengatakan,"hal itu akan memiliki dampak."

OIC, yang beranggota 57 negara, merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dan berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Komentar-komentar Bozdag muncul setelah Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan pada Sabtu mengecam respons internasional atas kekerasan di Mesir, dengan menyatakan organisasi-organisasi termasuk PBB dan Uni Eropa semestinya malu karena tak bisa berbuat.

Turki telah memperkeras suaranya kepada penguasa baru Mesir, dengan memanggil duta besarnya untuk Kairo atas penumpasan militer pekan lalu. Mesir membalas langkah Turki itu.

Aksi-aksi unjuk rasa berlangsung tiap hari di Turki untuk mendukung presiden terguling Mesir Mohammad Moursi.
Kedua negara itu juga membatalkan pelatihan bersama angkatan laut yang akan dilaksanakan Oktober.

Turki pada Sabtu mendesak pemerintah sementara di Mesir agar mengakhiri pengepungan terhadap Masjid Al-Fatah, yang diduduki di Kairo oleh pendukung pro-Moursi.

"Turki menyerukan segera diakhirinya pengepungan Masjid Al-Fatah tanpa pertumpahan darah dan dengan dasar dihormatinya hak asasi manusia," kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki.

Turki berharap Pemerintah Mesir agar menghindari tindakan yang bertolak-belakang dengan nilai seperti dihormatinya nyawa manusia, kedaulatan manusia dan tempat suci, kata pernyataan itu.

Banyak pendukung Moursi telah berlindung di Masjid Al-Fatah di Bundaran Ramses sejak Jumat pagi (16/8) setelah mereka bentrok dengan pasukan keamanan dalam protes atas operasi pembubaran dua perkemahan aksi-duduk pada Rabu (14/8).

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement