REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dua relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) , Doddy CHP dan Sutaryo untuk aksi kemanusiaan Mesir tiba di Kairo, Senin (19/8) malam.

Menurut penuturan Doddy, dalam pesan yang diterima Republika, pihaknya langsung bergerak ke Rabia dimana terjadi konflik kemanusiaan. Doddy mengatakan panser-panser masih disiagakan disudut Rabia. 

Masjid-masjid yang dibakar juga langsung direnovasi oleh pihak keamanan. "Itu sebagai upaya menghapus jejak kelam yang baru saja terjadi," ujar Doddy, Selasa (20/8) pagi waktu Indonesia.

Senior Volunteer ACT Nuky Surachmad menambahkan tim ACT sempat tertahan otoritas Mesir. Bahkan keduanya terancam dideportasi. Keduanya dilarang masuk ke Mesir dengan alasan satu bulan ini tidak boleh ada orang asing masuk ke Mesir. "Ada aturan darurat yang diberlakukan," ujar Nuky. Namun akhirnya keduanya bisa dibebaskan berkat lobi dan bantuan dari KBRI di Kairo.

Tim relawan ACT akan berada di Mesir selama satu bulan. Tim ini fokus memberikan bantuan medis terhadap tragedi kemanusiaan di Mesir. Tim ini juga membawa amanah dari masyarakat Indonesia yang mengumpulkan hampir Rp 1 Miliar untuk warga Mesir. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika