REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin Tertinggi Ikhwanul Muslimin Mesir Mohamed Badie ditangkap oleh polisi di Ibu Kota Mesir, Kairo, demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA, dengan mengutip satu sumber keamanan, Selasa pagi.
Ia telah dipindahkan ke Penjara Torah, tempat dengan langkah pengamanan intensif. Di sana mantan presiden Hosni Mubarak dan dua putranya ditahan, kata laporan itu.
Badie ditangkap di satu apartemen di Jalan Tayran di Kota Nasr, Kairo Timur-laut. Jalan tersebut berada tepat di belakang Bundaran Rabiah Al-adawiyah, salah satu tempat yang digunakan pendukung presiden terguling Mohamed Moursi untuk mengadakan pertemuan terbuka.
Selain itu, dua anggota senior Ikhwanul Muslimin --Youssef Ralaat dan Hassan Maleik-- ditangkap bersama Badie, demikian laporan Xinhua.
Pada 4 Juli, sehari setelah penggulingan Moursi, penjabat Jaksa Agung Mesir Ahmed Ezz Ed-Din mengeluarkan surat penangkapan terhadap pemimpin utama
Ikhwanul Muslimin itu dengan tuduhan "menghasut pembunuhan pemrotes anti-Moursi".
Wakil Badie, Kirate Esh-Shater, juga termaktub di dalam surat penangkapan tersebut. Sementara itu penyelidikan "mengungkapkan mereka telah menyewa penjahat untuk membunuh penentang Moursi" di Markas Ikhwanul Muslimin di Kabupaten Muqattam di Kairo.
sumber : Antara