REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para pengacara Mesir, Senin (19/8) waktu setempat, menyerukan penyelidikan internasional atas kematian 37 pendukung Muhammad Mursi di tahanan polisi.
Satu laporan tim yang memeriksa sebab-musabab kematian tersebut mengatakan orang-orang itu tewas akibat sesak nafas setelah polisi menggunakan gas air mata untuk menghentikan massa melarikan diri pada Ahad ketika satu kelompok lebih dari 600 orang diduga dibawa ke penjara Abu Zabal di pinggiran Kairo.
Foto-foto yang diberikan para pengacara menunjukkan mayat para tahanan dengan muka dan anggota badan gosong. Sejumlah lainnya memar yang menurut para pengacara adalah tanda-tanda penyiksaan. Mereka mengatakan rincian dari insiden itu tetap tidak jelas.
"Tim-tim penyelidikan netral, bukan dari Mesir saja. Krisis sebenarnya ketika badan pengadilan menutupi siapa yang melanggar hukum dan sanksi-sanksi terhadap pertumpahan darah itu," kata Ahmed Abu Baraka, salah seorang pengacara, yang mewakili 600 tahanan.
Para pejabat keamanan membantah tuduhan-tuduhan melakukan pelanggaran dalam insiden Ahad itu.
Setidaknya 850 orang tewas sejak Rabu ketika pasukan keamanan membantai para pendukung Mursi. Pemerintah Mesir dukungan militer menuduh gerakan Ikhwanul Muslim pro-Mursi berusaha mengacaukan Mesir.