Rabu 21 Aug 2013 09:02 WIB

Gerak-Gerik WNI di Mesir Diawasi

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Citra Listya Rini
WNI di Mesir
Foto: Antara
WNI di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir semakin memperketat sektor keamanan. Sejumlah warga yang dicurigai mempunyai hubungan dengan gerakan tertentu akan ditangkap oleh polisi setempat sejak diterapkannya Undang-Undang Darurat di Mesir.

Segala gerak gerik masyarakat tak terkecuali warga negara Indonesia (WNI) juga diawasi. Relawan ACT, Sutaryo dari Mesir dalam pesan tertulis yang diterima Republika, Rabu (21/8) menyebut sejumlah mahasiswa yang sedang melintasi jalan protokol menggunakan kendaraan pribadi dihentikan di jalan. 

Aparat keamanan menggedor kaca pintu dan mengetok bagasi agar dibuka dan mengecek barang-barang yang mereka bawa. Salah seorang mahasiswa yang tak bersedia disebut namanya mengatakan situasi semakin tak menentu. 

Dua hari sebelumnya di sekitar masjid di dekat rumahnya di kawasan Nasr City ditemukan dua mayat wanita warga Filipina. "Baru-baru ini ada warga asal Cina yang dipukul aparat karena dicurigai terlibat dengan gerakan tertentu dan tidak membawa identitas," katanya.

Sementara itu, kondisi di kawasan pusat kota Kairo saat siang hari secara umum kondusif. Di Sekolah Indonesia Cairo (SIC) di Dokki, proses belajar mengajar berjalan baik. 

"Jumlah pelajarnya justru naik," ujar Kepala Sekolah SIC, Sutrisno. SIC sendiri akan dijadikan posko KBRI untuk WNI jika situasi memburuk.

Razia yang dilakukan aparat kini lebih cenderung dari rumah ke rumah. Mereka menggeledah isi rumah dan  ponsel warga yang selama ini tergolong privasi. 

Karenanya dari pihak KBRI mengingatkan agar WNI berhati-hati untuk tidak berhubungan dengan gerakan tertentu yang dilarang oleh pemerintah.

KBRI sudah menyiapkan antisipasi jika kemungkinan terburuk terjadi. Saat ini KBRI bersiap melakukan evakuasi WNI sesuai instruksi pemerintah pusat di Jakarta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement