REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Muhammad Badie, pembimbing umum Ikhwanul Muslimin di Mesir, ditangkap pada Selasa (20/8). Dia diperintahkan mendekam di penjara selama 15 hari selama menunggu penyelidikan dugaan menghasut kerusuhan dan pembunuhan pemrotes.
Badie (70) pernah ditangkap karena melakukan kegiatan politik pada 1965. Tahun ketika dia lulus dari Universitas Kairo.
Dia saat itu dijatuhi hukuman sampai 15 tahun penjara oleh pengadilan militer. Badie mendapat pembebasan bersyarat bersama semua tahanan lain Ikhwanul Muslimin pada 1974.
Pada 1993, ia menjadi anggota Biro Pembimbing. Sebuah lembaga pelaksana dan administratif tertinggi yang terdiri atas 16 anggota dan seorang pemimpin.
Ia dipilih sebagai pembimbing umum kedelapan kelompoknya pada Januari 2010.
''Setelah Angkatan Bersenjata menggulingkan presiden Muhammad Mursi pada Juli tahun ini, Badie menyeru rakyat agar ikut dalam aksi-duduk buka-tutup guna membela pemimpin sah mereka di berbagai bundaran di Kairo,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu.
Mursi adalah Ketua Partai Keadilan dan Kebebasan, sayap politik Ikhwanul Muslimin. Surat penangkapan dikeluarkan terhadap Badie pada 4 Juli atau sehari setelah penggulingan Mursi. Dia ditangkap dengan tuduhan menghasut pembunuhan pemrotes anti-Mursi.
Badie ditangkap di satu apartemen di Jalan Tayran, Kota Nasr, timur-laut Ibu Kota Kairo. Jalan itu berada tepat di belakang Bundaran Rabiah Al-Adawiyah. Salah satu tempat yang digunakan pendukung Mursi untuk mengadakan pertemuan terbuka.
Ia kemudian dipindah ke Penjara Mazraah di Komplek Penjara Torah. ''Tempat dimana mantan presiden Hosni Mubarak dan dua putranya ditahan,'' kata laporan media.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin tersebut dijadwalkan diadili pada 25 Agustus bersama dengan dua wakilnya yakni Khairat Ash-Shater dan Rashad Al-Bayoumi.
Menurut satu pernyataan dari kelompok itu, Mahmoud Ezzat dinyatakan sebagai pemimpin baru sementara.
Badie memiliki tiga putri dan dua putra. Salah satu putranya, Amman, tewas dalam kerusuhan antara pendukung Mursi dan pasukan keamanan pada Sabtu (17/8).