Rabu 21 Aug 2013 15:43 WIB

Palestina-Israel Lanjutkan Perundingan

Rep: Bambang Nuroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Bendera Israel dan Palestina
Ilustrasi Bendera Israel dan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSSALEM -- Israel dan Palestina melanjutkan putaran ketiga perundingan, Selasa (20/8) waktu setempat. Pertemuan yang dikatakan rahasia itu terjadi di Yerussalem. Desakan Amerika Serikat (AS) disebutkan menjadi prioritas utama pembahasan pertermuan tersebut.

Belum ditemukan ada informasi kesepakatan dalam pertemua tersebut. Tetapi, Ma'an News mengatakan, delegasi Palestina tetap menjadikan penghentian pembangunan pemukiman di Yerussalem Timur sebagai kunci perdamaian.

Syarat Palestina tersebut juga menjadi desakan Washington terhadap Tel Aviv. Namun, Israel tidak mengikat penghentian pemukiman ke dalam rencana perundingan. ''Akan ada keputusan yang dramatis,'' kata Juru Runding Israel Tzipi Livni, seperti dilansir Reuters, Rabu (21/8).

Livni membawa bendera Yahudi bersama Yitzhak Molcho. Ia membenarkan pertemuan rahasia tersebut. Kepada Radio Israel dia mengatakan, delegasi Palestina diwakilkan Saeb Erakat dan Mohammad Shtayyeh.

Sementara utusan Menteri Luar Negeri AS, Martin Indyk juga ikut semeja.Perdebatan mengenai pemukiman diceritakan Livni sempat terjadi. Tapi semuanya setuju untuk menahan semua informasi yang disepakati.

Persoalan ini, kata dia, menyangkut politik domestik. ''Bukan rahasia jika beberapa pihak di negeri masing-masing tidak menghendaki pengakuan dua negara,'' terang Livni.

Hal tersebut menurut dia akan mengganggu rencana perundingan selanjut. Livni juga meminta partai sayap kanan di Israel memahami konsep dua negara berbangsa. Palestina mendesak Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerussalem Timur. Otoritas di Tel Aviv nekat membangun tiga ribu rumah di sepanjang wilayah yang menjadi hak teritorial Palestina.

Desakan itu menjadi salah satu syarat perundingan dua negara. Wasit perundingan, AS juga sekata dengan Palestina. Pembangunan pemukiman Yahudi di tanah sengketa disepakati sebagai pengahalang utama pembicaraan perundingan.

Palestina mengancam tidak akan menggubris perundingan dengan Israel, jika pembangunan tersebut masih tetap dijalankan. Rencana perundingan kali ini juga mendesak Israel membebaskan semua tahanan warga Palestina di penjara Israel. Pekan lalu, pembebasan tahanan tersebut sudah terealisasi. Selanjutnya, Palestina menuggu untuk penghentian pemukiman tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement