REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan rencana antisipasi evakuasi tak berarti mengharuskan seluruh WNI di Mesir untuk kembali ke Tanah Air. Selain hanya akan dilakukan jika kondisi Mesir darurat, evakuasi pun didasarkan pada keinginan WNI itu sendiri.
"Tidak mungkin semua akan pulang. Mereka yang tinggal di tempat aman mungkin tidak mau pulang. Tapi bagi mereka yang tinggal di tempat yang dikhawatirkan terjadi sesuatu, mungkin itu menjadi prioritas," katanya, Rabu (21/8).
Karenanya, ia telah meminta duta besar Indonesia untuk mendata WNI yang ada di Mesir. Termasuk kantong-kantong yang menjadi tempat tinggal para WNI. Sampai saat ini, terdata ada 5.026 WNI tinggal di Mesir. Mayoritas berada di Kairo dengan jumlah sekitar 4.700 orang.
Djoko menegaskan sampai saat ini belum ada opsi untuk melakukan evakuasi. Tetapi, ia pun menekankan tidak ada salahnya untuk melakukan persiapan yang diperlukan.
Pemerintah, lanjutnya, terus memantau perkembangan Mesir. Saat ini pun kedubes sudah membentuk tim satgas bantuan logistik untuk membantu, mengelola, dan melayani kepentingan WNI di Mesir.
"Enam posko ini yang dikelola oleh kedubes dan dibantu elemen mahasiswa, pelajar, dan masyarakat WNI di Kairo," katanya.
Djoko mengatakan, kementeriannya telah berkoordinasi baik dengan kedutaan dan dalam negeri. Terutama mempersiapkan skenario jika di Mesir terjadi sesuatu yang bersifat darurat. Langkah antisipasi itu misalnya menyiapkan maskapai yang nantinya bisa digunakan untuk mengevakuasi WNI.