REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan keamanan Mesir menangkap Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Ahmed Aref, tanpa surat penangkapan dan tuduhan apa pun. Aref ditangkap di Kairo pada Kamis pagi (22/8).
"Pasukan keamanan menangkap Aref tanpa surat penangkapan dan tuduhan apapun," kata sayap politik Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir oleh Anadoulu Agency yang dipantau Mi’raj News Agency.
FJP menambahkan bahwa Aref ditahan karena pemimpin kudeta yang takut terhadap oposisi. Sumber keamanan mengatakan bahwa Aref ditangkap di sebuah flat di Nasr City, Kairo Timur. Demikian menurut televisi nasional Mesir.
Istri Aref mengatakan bahwa suaminya ditangkap dari rumahnya oleh aparat keamanan sebelum fajar.
"Enam kendaraan keamanan dan 20 tentara menyerbu rumah dan mencari sesuatu. Namun, tidak menemukan apa pun kecuali IPad yang ia gunakan untuk mempublikasikan komentar pada perkembangan saat ini," kata istri Aref, Eman, melalui akun Facebook-nya.
Pasukan keamanan Mesir telah menangkapi para pemimpin Ikhwanul Muslimin. Sebelumnya pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badie, ditangkap di sebuah flat di Nasr City, Kairo, Selasa pagi (20/8).
Penasihat Media FJP, Mourad Ali, pada keesokan harinya juga ditangkap ketika mencoba meninggalkan Mesir menuju Italia. Ikhwanul Muslimin menunjuk Dr. Mohammed Ezzat sebagai pemimpin sementara setelah pemimpin tertinggi gerakan itu ditangkap.
Menurut laporan media setempat sejak 20 Agustus 2013, pasukan keamanan Mesir telah menahan sekitar 100 anggota Ikhwanul Muslimin.