REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Husni Mubarak, mantan presiden terguling yang memerintah Mesir dengan tangan besi, dipindahkan dari penjara untuk menjalani tahanan rumah di satu rumah sakit militer pada Kamis.
Mubarak, yang dipaksa turun pada awal Januari 2011, diterbangkan oleh helikopter kesehatan ke satu rumah sakit militer. Tempat dimana dia akan menjalani tahanan rumah sementara dia diadili dengan tuduhan-tuduhan korupsi dan pembunuhan.
Penggulingannya pada 2011 merupakan momen yang penting dalam pergolakan-pergolakan di kawasan menuju sistem demokrasi. Di Mesir, aksi rakyat menumbangkan pemerintahan Mubarak mengarah kepada naiknya pemerintahan Islamis ke tampuk kekuasaan.
Namun, pemerintahan Islamis hanya berlangsung satu tahun setelah pengunjuk rasa dukungan militer melengserkannya bulan lalu.
Pemindahan bekas orang kuat di Mesir itu dari penjara bisa menimbulkan sentakan-sentakan. Tapi, pemindahan Mubarak (85) berlangsung tanpa protes atau sambutan dengan suka cita karena suasana konflik di dalam negeri antara pemerintah yang diangkat militer dan para pengunjuk rasa pro Presiden Muhammad Mursi yang digulingkan 3 Juli lalu.
Mubarak bebas setelah pengacaranya berargumentasi keberadaan dia melebihi masa penahanan maksimum. Dia masih menghadapi pengadilan atas tuduhan korupsi dan perannya yang mengakibatkan kematian para pengunjuk rasa dalam pergolakan yang menggulingkan diktator itu. Sidang berikutnya akan berlangsung pada Ahad.
Perdana Menteri Hazem al-Beblawi, yang memiliki otoritas untuk memerintahkan penahanan berdasarkan keadaan darurat saat ini, memerintahkan Mubarak ditahan rumah setelah pembebasannya dari penjara.
''Mubarak memilih ditahan di rumah sakit militer itu,'' menurut laporan kantor berita Mesir MENA.