REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Menteri Luar Negeri Uni Eropa memutuskan untuk menghentikan ekspor senjata yang dapat digunakan dalam menekan pemerintah sementara Mesir. Tetapi, program bantuan lainnya akan tetap berjalan.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, mengatakan bahwa Uni Eropa sudah memutuskan untuk menghentikan seluruh pengiriman senjata yang dapat digunakan dalam tindakan kekerasan internal Mesir.
"Kami telah memutuskan untuk mempertahankan bantuan kami bagi rakyat Mesir karena mereka sudah menderita sangat besar," kata Fabius seperti dikutip Middle East Monitor yang dipantau Mi’raj News Agency.
Para Menteri Luar Negeri mengadakan pertemuan darurat di Brussels pada Rabu (21/8). Mereka membahas mengenai perkambangan Mesir.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, menjelaskan ia percaya bahwa operasi pembubaran paksa oleh pasukan keamanan Mesir baru-baru ini tidak pada tempatnya.
Ashton menyerukan untuk mengakhiri kekerasan tersebut dan memerlukan kesiapan Uni Eropa untuk menjadi penengah dalam usaha berdialog.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk terlibat menghentikan tindak kekerasan di Mesir, menghentikan provokasi, dan menghentikan perkataan yang mendorong kebencian," katanya.