REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Turki meminta Indonesia, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih berperan menangani kemelut dunia Arab. Karena bagi dunia Indonesia adalah model negara dengan penduduk Muslim terbesar yang demokratis.
Hal itu diungkapkan Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim yang sempat diundang ke Turki dan bertemu dengan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan pekan lalu. Erdogan, tutur mantan deputi perdana menteri Malaysia, berbicara kemelut di dunia Arab yang seakan-akan tanpa akhir. Bahkan tragedi kemanusiaan bertambah parah dengan jumlah korban di Suriah hingga 100 ribu orang.
Tak hanya itu, Erdogan juga mengecam tindakan militer Mesir yang bertindak keterlaluan. Sementara Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak tegas serta bersikap mendua. "Uni Eropa dan Amerika Serikat tak tegas dan diam saja karena partai berazas (Islam)," ucap dia kepada Republika, Jumat (23/8).
Padahal, kemelut yang terjadi tak hanya berbicara soal politik. Tapi juga soal hilangnya banyak nyawa yang bisa disebut sebagai tragedi kemanusiaan. Ia dan Erdogan pun sepakat kalau umat Islam perlu bangkit menolak kezaliman diktator di Mesir dan Suriah.
Tak hanya itu, secara khusus kedua pemimpin itu pun berharap Indonesia untuk lebih berperan dalam kemelut dunia Arab. Indonesia, meski berada di seberang patut mempertahankan martabat umat Islam yang hancur karena konflik politik.
Anwar sempat memuji sikap kelompok Islam di Indonesia yang mengecam tindakan militer Mesir dan perang sipil Suriah. Erdogan pun mengaku akan menghubungi SBY terkait krisis di dunia Arab.
"Erdogan tak bertanya soal Malaysia, namun bertanya banyak soal Indonesia begitu juga dengan oposisi Suriah," ucap Anwar Ibrahim yang bertemu dengan delegasi oposisi Suriah.
Oposisi Suriah yang ia temui, juga meminta Indonesia lebih berperan dalam krisis di dunia Arab, khususnya di negara mereka.