REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pesawat tempur Israel menembakkan roket ke Beirut baian selatan, Jumat (23/8) pagi. Menurut seorang pejabat Palestina dan Israel tindakan ini dilakukan sebagai serangan balasan gerilyawan yang menembakkan empat roket ke Utara Israel.
Militer Israel mengatakan pesawat menargetkan lokasi awal serangan roket di antara Beirut dan Sidon. Serangan udara ini merupakan tindakan pertama Israel semenjak perang 2006 antara Israel dan gerilyawan Hizbullah Lebanon.
Seorang pejabat Lebanon dari Front Pembebasan Palestina (PFLP-GC), Ramez Mustafa mengatakan serangan dilakukan pukul 04.00 waktu setempat. Pesawat udara Israel menembakkan satu misil ke wilayah itu tanpa menyebabkan korban tewas ataupun kerusakan lainnya.
Lokasinya, menurut Mustafa terletak 16 kilometer dari ibu kota Lebanon, Beirut, yaitu Kota Naameh. Kelompok PFLP-GC diketahui aktif bergerak di lokasi tersebut. Associated Press menilai serangan ke Naameh menargetkan markas PFLP-GC.
Namun, tentara yang ada di lokasi melarang wartawan memasuki area tersebut. Militer Israel, terkait roket yang berasal dari Lebanon, mengatakan serangan tersebut adalah pelanggaran secara terang-terangan kedaulatan Israel.
''Israel takkan mentolerir agresi teroris yang berasal dari Libanon,'' katanya.
Pada Kamis (22/8) kemarin, militan di Lebanon menembakkan empat roket ke Israel. Juru Bicara militer, Letnan Kolonel, Peter Lerner mengatakan tiga roket mendarat di Israel Utara.
Dua roket melewati daerah yang berpenghuni sementara yang ketiga mendarat di persawahan. Untungnya, Roket keempat berhasil dicegat sistem pertahanan roket, Iron Dome.
Larner juga melaporkan serangan itu tak menyebabkan korban luka warga Israel. Namun, roket itu menambah rumit kondisi di wilayah tersebut. Apalagi Pemerintah Suriah baru saja dituduh menyerang pemberontak dan warga sipil dengan senjata kimia.
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan mengatakan negara akan bertindak untuk membela warga dari serangan bom. Bahkan, ia mengancam dengan mengatakan kebijakan Israel sangatlah jelas, mereka akan menyakiti siapapun yang menyerang warga.
''Kami melakukan semua langkah...dan bertindak secara bertanggng jawab,'' ujarnya.