Jumat 23 Aug 2013 18:18 WIB

Seribu Artefak Dicuri dari Museum di Mesir

Rep: Mg14/ Red: A.Syalaby Ichsan
Foto yang diambil hari Sabtu ini menunjukkan kepala mumi tergeletak di lantai Museum Mesir di Kairo. Sejumlah orang memasuki museum dan merusak dua mumi berusia ribuan tahun dan ratusan artefak lainnya.
Foto: AP
Foto yang diambil hari Sabtu ini menunjukkan kepala mumi tergeletak di lantai Museum Mesir di Kairo. Sejumlah orang memasuki museum dan merusak dua mumi berusia ribuan tahun dan ratusan artefak lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MINYA -- Situasi Mesir yang sedang terjun ke dalam kekacauan politik dimanfaatkan oleh para penjarah.  Perampokan terbaru terjadi di Museum Malawi di kota Minya, 300 km dari Kairo.

Museum ini dikenal sebagai museum terbesar dari jenisnya, museum kenangan hidup Mesir. Penjarah berhasil lolos dengan membawa lebih dari 1.000 benda. Benda tersebut termasuk patung berharga yang berumur 3.500 tahun kapur. Patung tersebut terbuat dari batu kapur. 

Selain itu, perhiasan manik-manik kuno, emas dan perunggu koin Yunani-Romawi, tembikar dan patung perunggu  hewan suci Thoth, salah satu dewa Mesir kuno diwakili dengan kepala ibis. Benda-benda tersebut berhasil dicuri oleh para penjarah.

Seperti dilansir rt.com, bangunan museum awalnya dirusak Rabu (14/8) lalu. Kemudian penjarahan dan pembakaran berlangsung selama hampir satu minggu ini. Remaja lokal membakar sekaligus menghancurkan mumi dan benda-benda seni lainnya yang terlalu berat untuk dibawa.

Associated Press melaporkan, agen tiket museum tersebut dibunuh saat pencurian berlangsung.Tidak ada polisi atau tentara terdekat yang mencegah pencurian tersebut.

Arkeolog Monica Hanna serta petugas keamanan diancam tembakan oleh para penjarah. Tetapi, mereka berhasil menyelamatkan sekitar 40 artefak, termasuk lima sarkofagus Mesir kuno, dua mumi dan beberapa lusin barang lain yang ditinggalkan di jalan oleh para pencuri.

"Saya mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah milik rakyat Mesir dan Anda merusaknya. Mereka rupanya marah dengan saya karena saya tidak berkerudung" ujar Arkeolog Monica Hanna.

Dua patung itu dikembalikan ke Museum Malawi pada hari Senin (19/8). Menurut Kepala Museum Departemen Purbakala, Ahmed Sharaf, tidak ada denda ataupun hukuman terhadap mereka yang menyerahkan benda jarahan. Bahkan hadiah kecil akan diberikan untuk mereka mengembalikan artefak.

Sementara itu, Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova telah mengutuk serangan terbaru terhadap museum dan monumen di Mesir.

"Warisan budaya Mesir yang luar biasa bukan hanya warisan dari masa lalu, yang mencerminkan sejarah yang kaya dan beragam, juga merupakan warisan bagi generasi mendatang dan kehancuran serius melemahkan pondasi masyarakat Mesir," tegas Bokova.

Penjarahan ini bukan yang pertama terjadi di tanah Mesir. Pada revolusi 2011 yang berlangsung selam 18 hari, penjarahan terjadi di seluruh daerah Mesir. Lebih dari 50 item yang dicuri dari museum Kairo. Namun, kepala museum Sharaf mengatakan bahwa separuh dari barang yang dijarah berhasil ditemukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement