REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sementara membekukan kepeduliannya terhadap proyek nuklir Iran. Yang terpenting baginya saat ini bagaimana menjamin keberhasilan kudeta militer di Mesir.
Hal ini ditegaskan oleh radio Israel Channel 2 yang melaporkan Perdana Menteri Israel telah berbicara kepada presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Inggris David Cameron lebih dari sekali dalam pertempuran-pertemuan selama dua pekan.
Netanyahu pun mendesak ingin melakukan pertemuan dengan presiden Prancis Francois Hollande.
''Dalam salah satu kesempatan, Netenyahu terpaksa melakukan tiga kali permintaan percakapan dengan Istana Elizia Prancis agar diberikan kesempatan untuk berbicara dengan Hollande yang saat itu sibuk dengan masalah lain,'' sebut laporan Channel 2 yang dikutip PIP pada Sabtu (24/8).
Netanyahu ngotot melakukan semuanya demi mendorong sekutu Baratnya itu tidak ragu-ragu memberikan dukungannya kepada kelompok kudeta militer di Mesir.
Channel 2 menegaskan bawa Netenyahu juga telah mengeluarkan instruksi kepada badan intelijen Mossad agar mendorong dan memprovokasi dukungan terhadap kudeta di Mesir dalam percakapan-percakapan yang dilakukan dengan kolega mereka di Barat.
Netenyahu juga mengeluarkan instruksi serupa kepada dubes-dubes Israel di Barat agar memanfaatkan kanal diplomasinya untuk meyakinkan pemerintah-pemerintah sejumlah negara agar memberikan dukungannya kepada kudeta di Mesir.