REPUBLIKA.CO.ID, ALQUDS -- Penelitian Zionis Israel menuding Presiden Mesir, Muhammad Mursi, berencana menghapus kesepakatan Kamp David antara Mesir dan entitas zionis.
Penelitian menyatakan Mursi bersama para pemimpin gerakan Ikhwanul Muslimin menyiapkan taktik untuk membuat keputusan menghindari Kamp David dengan menuding penjajah zionis tidak menghormati pasal-pasal yang disepakati.
Strategi Mursi memperhatian sikap masyarakat internasional dan menegaskan penghormatannya kepada kesepakatan internasional yang ditandatangani Mesir di satu pihak. Mursid dituding meminta para penasehatnya untuk memberikan saran bagaimana berkelit dari Kamp David.
Penelitian yang dilakukan Prof Liad Purot dengan judul 'Ikhwanul Muslimun dan Tantangan Perdamaian antara Mesir dan Israel' itu diterbitkan pusat penelitian strategis Universitas Par Elian usai Presiden Mursi dikudeta militer Mesir.
''Penelitian Purot menegaskan sikap Mursi terhadap penjajah zionis adalah musuh ideologi dan agama,'' sebut laporan Infopalestina pada Sabtu (24/8). ''Mursi secara intensif mengokohkan kesadaran kepada warga Mesir bahwa Israel adalah pihak musuh.''
Strategi Kementerian Luar Negeri Mesir di masa Mursi adalah mendukung perjuangan Palestina menghadapi penjajah Israel.
Peran besar Mursi dalam mendukung perlawanan Palestina dalam agresi zionis pada Februari 2012 sangat jelas. Di samping sikap Mesir dalam kesepakatan gencatan senjata yang memperkuat posisi perlawanan Palestina.
''Sekiranya pemerintahan Mursi berlanjut, makan dukungannya terhadap perjuangan Hamas akan beralih kepada tataran teknis,'' tulis Purot.
Keseriusan Ikhwanul Muslimin menempatkan anggotanya dalam pemerintahan Mesir usai kemenangan Mursi adalah untuk memperbaiki kemampuan mereka melawan penjajah zionis di masa depan.
Dan pemerintahan Mesir akan memberikan bantuan militer langsung kepada gerakan Hamas, yang diklaim bahwa langkah ini sebagai pertahanan diri, di samping intervensi militer Mesir tak langsung dalam menekan Israel.