REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kekerasan rasial kembali terjadi di Myanmar pada Sabtu (24/8) waktu setempat ketika warga Budha membakar puluhan rumah dan toko warga Muslim. Kerusuhan terjadi menyusul rumor seorang pria Muslim melecehkan secara seksual seorang gadis muda. Belum ada laporan korban terluka dalam serangan tersebut. Kerusuhan terjadi di pinggiran Kantbalu, barat laut Myanmar.
Biksu radikal Wirathu, yang anti-Muslim menyebut dalam laman Facebook-nya, ratusan orang ambil bagian dalam kekerasan tersebut. Massa mengepung kantor polisi menuntut tersangka pelecehan diserahkan. Ketika polisi menolak, mereka mulai membakar rumah.
Dalam laporan Arabnews, Ahad (25/8), disebutkan sekitar 35 rumah dan 12 toko, sebagian besar milik warga Muslim hancur. Myanmar, negara yang mayoritas beragama Budha, mengalami kekerasan rasial sejak penguasa militer menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil pada 2011. Lebih dari 250 orang tewas, sebagian besar korban adalah warga Muslim. Sekitar 140 ribu orang juga mengungsi.
Kerusuhan dimulai tahun lalu di negara bagian barat Rakhine. Umat Budha menuduh komunitas Muslim Rohingya memasuki negara secara ilegal dan menjarah tanah milik mereka. Kekerasan yang lebih kecil namun mematikan, menyebar awal tahun ini ke bagian lain dari Myanmar.