Senin 26 Aug 2013 08:40 WIB

Petinggi Ikhwanul Muslimim Tolak Semua Tuduhan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Didi Purwadi
Pimpinan tertinggi Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie
Foto: AP/Amr Nabil
Pimpinan tertinggi Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tiga pentinggi Ikhwanul Muslimin menolak semua dakwaan yang dilayangkan pemerintahan sementara Mesir. Muhammad Badie, Khairat el-Sahter dan Rashad Bayoumy melakukan aksi boikot menolak persidangan terhadap ketiganya yang dijadwalkan pada Ahad (25/8).

Kantor berita resmi di Ibu Kota Kairo, MENA, mengabarkan ketiganya menentang dan mengatakan tidak bersalah atas semua tuduhan rezim Perdana Menteri interim Hazeem el-Beblawi. Ketiganya terancam hukuman penjara lantaran didakwa rezim sementara sebagai biang kerusuhan.

Badie menjadi target utama pemenjaraan. Pucuk pimpinan Ikhwanul Muslimin ini diburu militer sejak kerusuhan anti-Kudeta Militer pada 14 Agustus lalu. Penangkapan Badie terjadi saat dia berada di sebuah apartemen di Rabaa al-Adawiya, Nashr City, Kamis (22/8).

Sementara, dua rekannya merupakan wakilnya di Ikhwanul Muslimin. Tiga tokoh puncak faksi Islam terbesar itu dilabel dengan banyak tuduhan. Mulai dari sangkaan penghasutan, melawan pemerintahan, pembuat kekeacauan, sampai pembunuhan.

Militer pun mengkaitkan Badie dengan tewasnya 27 personel kepolisian di Sinai pekan lalu. Militer mengatakan tuduhan terhadap ketiganya bukan terkait dengan konfrontasi massa pendukung Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi.

Namun, seperti dikutip Reuters, tuduhan mengacu pada kerusuhan Juni lalu. Badie dituding menyulut emosi Ikhwanul Muslimin dengan membunuh delapan orang anti-Mursi dan IM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement