REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Negara-negara Barat, termasuk AS dan Inggris, dilaporkan berencana mengambil aksi militer sepihak terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah dalam waktu dua pekan mendatang.
Langkah militer diambil setelah ada serangan senjata kimia kepada warga sipil yang diduga negara Barat dilakukan oleh pemerintahan Assad. Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dilaporkan membahas serangan rudal dengan Presiden AS Barack Obama melalui telpon selama 40 menit. Mereka juga membahas bersama Presiden Prancis, Francois Hollande, pada Ahad (25/8).
"Kita tidak bisa mengizinkan di abad ke-21 ini, senjata kimia dapat digunakan dengan impunitas dan tidak ada konsekuensi," ujar Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague dikutip the Independent.
Setiap aksi militer kemungkinan akan berupa serangan rudal dari angkatan laut Amerika. Kapal angkatan laut AS telah bergerak lebih dekat ke Suriah pada Sabtu lalu.
Sementara itu, Suriah akhirnya menyetujui inspektur PBB mengunjungi lokasi dugaan serangan senjata kimia. Serangan senjata kimia dilaporkan telah menewaskan 350 orang dan melukai 3.600 orang dengan gejala gangguan syaraf.
Akan tetapi, Washington mengatakan langkah itu terlalu terlambat dan menuduh pemerintah Suriah menyembunyikan sesuatu. Mereka menduga Suriah menunda akses inspektur PBB selama empat hari untuk menutupi bukti.