Senin 26 Aug 2013 16:37 WIB

Menhan AS: Amerika Fokus Rebalancing Kawasan Asia Pasifik

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima kunjungan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/8).
Foto: Republika/Esthi Maharani
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima kunjungan Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Chuck Hagel, mengatakan pemerintah Amerika Serikat fokus untuk rebalancing atau menyeimbangkan kembali kekuatan AS di kawasan Asia Pasifik.

Ia menilai Asia Pasifik sangat penting untuk kepentingan Amerika Serikat. Terlebih lagi Presiden Obama yang mencetuskan penyeimbangan kembali kekuatan AS di kawasan tersebut. “Kawasan Asia Pasifik sangat penting untuk masa depan Amerika Serikat,” katanya usai bertemu selama sekitar satu jam dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Senin (26/8).

Karena itu, Amerika Serikat mendatangi Indonesia. Ia beranggapan Indonesia merupakan negara penting dan telah menunjukkan kontribusi di kawasan. Pertemuan dengan Presiden SBY disebutnya pertemuan yang produktif dan kontruktif. “Kami berdua membahas isu Asia Pasifik. Kami sepakat isu tersebut memberikan pengaruh pada kedua negara, kawasan, dan global,” katanya.

Tak hanya Indonesia, ia pun mengatakan telah melakukan kunjungan ke Malaysia, Filiphina, akan berkunjung ke Brunai Darussalam. Ia mengatakan rebalancing yang dilakukan AS bukan berarti AS meninggalkan kawasan lain demi Asia Pasifik.

Namun, dikatakannya, kekuatan AS di kawasan Asia Pasifik telah terjalin sejak dulu. Kali ini, Amerika Serikat ingin memastikan kekuatan itu masih ada. “Hubungan di kawasan Asia Pasifik akan terus berlanjut dan menjadi hal yang penting bagi Amerika Serikat,” katanya.

Hagel menegaskan rebalancing yang dilakukan AS tak melulu terkait dengan keamanan dan militer, tetapi juga terfokus pada hubungan diplomatic, ekonomi, perdagangan, budaya, hingga pendidikan. Ia mengharapkan pertemuan Counter Terorism Exercise (CTX) yang melibatkan menteri pertahanan di Brunei bisa memberikan kontribusi dan pandangan baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement