Selasa 27 Aug 2013 11:48 WIB

Venzuela Tuding Dua Warga Kolombia Coba Bunuh Presiden

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro
Foto: whatsnextvenezuela.com
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Menteri Dalam Negeri Venezuela, Miguel Rodriguez Torres, Senin (26/8), mengatakan dua orang Kolombia ditangkap. Keduanya mengakui telah berencana membunuh Presiden Nicolas Maduro.

Rodriguez mengatakan pada satu pernyataan atas kedua tersangka tersebut, yaitu Victor Johan Gueche Mosquera (22 tahun) dan Erick Leonardo Huertas Rios (18). Keduanya adalah anggota kelompok penjahat yang beroperasi di luar Kolombia. Mereka memasuki Venezuela secara tidak sah pada 13 Agustus.

"Mereka telah ditemukan, kami memiliki cukup bukti mengenai bagaimana mereka masuk, tempat mereka masuk, berapa mereka dibayar dan misi yang mereka emban," kata Rodriguez, seperti dilansir dari Xinhua, Selasa (27/8).

Rodriguez kemudian merinci keterangan yang dikumpulkan mengenai kedua tersangka dan mengatakan mereka anggota gerombolan yang diberi nama yang diambil dari nama pemimpin geng Oscar Alcantara Gonzalez. Dia dikenal dengan nama Gancho Mosco dan menjalani hukuman seumur hidup karena merekrut anak nakal di bawha umur untuk melakukan pembunuhan dan penyelundupan narkotika.

Menurut Rodriguez, kontak Alcantara di Venezuela, yang diidentifikasi sebagai Alejandro Caicedo, membantu kedua tersangka tersebut melakukan perjalanan dari Ibu Kota Kolombia, Bogota, ke Kota Cucuta di perbatasan. Dari sana, mereka memasuki Venezuela melalui Tachira Barat-daya, dan pergi lewat darat ke Valencia, Ibu Kota Negara Bagian Carabobo di bagian utara-tengah Venezuela.

Di Valencia, seorang pria Venezuela yang bernama Carlos Salcedo membantu mereka menyewa kamar hotel di sepanjang Jalan Raya Pan-Amerika. Saat ditangkap, kata Rodrigues, kedua warga Kolombia itu memiliki dua senjata laser-penglihatan dan amunisi, karung yang berisia 10 seragam militer Venezuela dan satu gambar Presiden Maduro serta Presiden Majelis Nasional, Diosdado Cabello. Kedua tersangka mengakui saat diinterogasi bahwa mereka mendapat perintah untuk membunuh Presiden Maduro.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement